Muaro Jambi, Gatra.com - Bantuan ternak kambing yang disalurkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Muaro Jambi kepada warga Desa Kedotan, Kecamatan Sekernan, ternyata tidak seluruhnya mati. Kambing bantuan itu masih tersisa sebanyak tiga ekor dan telah berkembang biak menjadi 14 ekor.
"Yang mati cuma tujuh ekor, tiga ekor lagi berhasil selamat. Sekarang sudah berkembang biak menjadi 14 ekor," kata Kepala Desa Kedotan, Murtadon Ishak saat ditanya Gatra.com di Kantor Bupati Muaro Jambi, Senin (15/7).
Murtadon mengatakan bahwa ternak kambing bantuan itu diterima warga desanya pada 2017 lalu. Jumlah kambing yang diserahkan sebanyak 10 ekor.
"Yang kita terima cuma sepuluh ekor, serah terimanya waktu itu di Desa Keranggan. Saya sendiri yang jemput ke sana," kata Murtadon.
Menurut Murtadon, bibit kambing yang diserahkan itu dari awal sudah terlihat kurang baik. Kambing-kambing itu sudah menunjukkan gejala kurang sehat.
"Saat kita terima, Kambing itu sudah menunjukkan gejala sakit. Keesokan harinya baru kelihatan kambing-kambing itu mengalami sakit mata dan ada juga yang demam," katanya.
Baca Juga: Bantuan Kambing Disbunnak Banyak Mati, Kejari Lakukan Puldata
Murtadon membantah bahwa kambing itu mati karena pengaruh banjir atau kurang diurus sehingga kurang gizi. Kambing itu murni mati karena bibitnya memang kurang baik.
"Jadi jangan dikatakan karena pengaruh banjir atau dilepas liarkan. Kambing itu kita kandang, dasar bibitnya saja yang kurang baik," ujarnya.
Program bantuan ternak kambing yang diadakan Dinas Peternakan Muaro Jambi pada tahun anggaran 2017 lalu terindikasi bermasalah. Pasalnya, ternak kambing bantuan Pemkab Muaro Jambi itu banyak yang mati setelah disalurkan kepada penerima bantuan.
Informasi yang diterima Gatra.com, kambing bantuan pemerintah itu mengalami kematian secara massal. Jumlah kambing yang mati mencapai 40 ekor. Kematian kambing bantuan pemerintah itu salah satunya terjadi di Desa Kedotan, Kecamatan Sekernan.