Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengapresiasi adanya sosialisasi Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (Rindekraf) 2018-2025. Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Kemaritiman Kemenpar, Frans Teguh, Rindekraf bisa menjadi ajang kolaborasi berkelanjutan antara pelaku usaha wisata dan pelaku ekonomi kreatif (ekraf).
Bagi Frans, pariwisata membutuhkan produk ekraf yang unik dan memiliki identitas lokal kedaerahan agar pariwisata dapat berkembang.
"Produk kreatif dalam pariwisata bisa menambah kesan dan pengalaman bagi wisatawan. Membangun pengalaman itu butuh kolaborasi, dan memerlukan konvergensi. Dari situ pariwisata bisa berkembang, dan ini salah satu bentuk kerja sama dengan Bekraf," pungkasnya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Senin(15/7).
Frans menambahkan jika produk kreatif bisa dikembangkan dengan optimal tentu dapat berdampak besar terhadap kunjungan wisatawan di Indonesia, terutama dari wisatawan mancanegara (wisman).
Tahun ini Kemenpar menargetkan kunjungan 20 juta wisman yang melancong ke Indonesia. Target ini dikuatkan dengan menciptakan destinasi 10 Bali baru yang menjadi prioritas pengembangan wisata nasional. Jika produk kreatif terus berkembang tentu akan memiliki efek yang cukup besar terhadap kunjungan di 10 Bali Baru.
"Di 10 Bali baru tentu kita akan mendalami kreatifitas baru yang bersumber dari budaya, yang dibuat oleh orang-orang kreatif, jadi nanti wisatawan akan mendapatkan sesuatu yang baru," lanjutnya. Lewat sosialisasi Rindekraf, Kemenpar yakin kolaborasi pariwisata dengan sektor ekraf akan semakin kuat.