
Surabaya, Gatra.com - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Mohammad Nasih mengingatkan, keterbatasan tidak boleh menjadi alasan untuk tidak berprestasi. Perjuangan menjadi kunci.
Menurut dia, menjadi orang berprestasi atau seorang pemimpin butuh perjuangan yang sangat luar biasa.
“Keterbatasan akan mendorong kita semua untuk berjuang lebih keras lagi,” ungkap Nasih di hadapan orang tua dan mahasiswa baru penerima Bidikmisi Jalur SNMPTN dan SBMPTN tahun 2019, di Aula Garuda Mukti Kampus C Unair, Senin (15/7).
Kepada orangtua mahasiswa penerima Bidikmisi, ia meminta kerjasama dan dukungannya.
“Putra putri Bapak Ibu akan dididik tanpa diskriminasi. Unair akan menyediakan pendidikan yang layak untuk mereka dengan seoptimal mungkin,” ujarnya.
Pada 2019, Unair menerima 763 mahasiswa penerima Bidikmisi. Mereka diberi bantuan pendidikan sebesar Rp.650.000 per bulan. “Sudah dirasa cukup untuk hidup di Surabaya, asalkan tidak neko-neko,” pesannya.
Unair akan mengevaluasi semua mahasiswa pada tahun pertama. Mahasiswa harus mencapai minimal IP 1 pada tahun pertama. “Apabila tidak sampai satu, mohon maaf, akan mencabut status kemahasiswaanya,” tegasnya.
Reporter: Abdul Hady JM
Editor: Abdul Rozak