Home Ekonomi Puluhan Hektare Sawah di Banyumas Dipastikan Gagal Panen

Puluhan Hektare Sawah di Banyumas Dipastikan Gagal Panen

Banyumas, Gatra.com – Puluhan hektare sawah di Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dipastikan gagal panen.

Petani yang juga Ketua RW 01 Desa Cingebul, Muhtasun, mengatakan, kekeringan pada musim kemarau mengakibatkan tanaman padi pada mati  Pasalnya, semua sawah di desa  itu adalah sawah tadah hujan.

Sementara, petani terkendala biaya penyiraman air dari sungai. Terutama sawah yang jaraknya dari sungai lebih dari 300 meter. Akibatnya, padi yang mestinya sudah memasuki musim panen, mati.

“Yang dialiri air dari sungai (mendingan). Kalau sekalipun dekat dengan sungai, tapi tidak dialiri air ya tetap gagal,” katanya, Senin (15/7).

Menurut dia, kawasan sawah yang gagal panen terjadi hampir menyeluruh di desa ini. Mulai dari area sawah di Ciampel, Karangreja, Kembang, Balekambang hingga Purbakerta. Dia memperkirakan lebih dari 50 hektare tanaman padi mati dan gagal panen.

“Mungkin lebih luas. Itu perkiraan saja. Karena yang sebelah sana saya tidak tahu. Tapi kalau dilihat dari jauh sih kayaknya mati,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, biaya sewa mesin sedot air mencapai Rp 20 ribu per jam. Sementara, sawah seluas 125 ubin atau sekitar 1.750 meter persegi setidaknya membutuhkan delapan jam penyiraman.

Penyiaraman harus dilakukan setidaknya dua minggu sekali. Akibatnya, banyak petani yang membiarkan sawahnya tidak disiram.

“Seperti di Ciampel, karena keterbatasan dana untuk membeli bensin ya tetap gagal, kok Mas. Pokoknya yang tidak dialiri air kategorinya gagal,” ucapnya.

Muhtasun mengemukakan, kendala lainnya adalah jarak antara sawah dengan sumber air. Satu-satunya sungai yang masih mengalir pada kemarau  adalah Sungai Dermaji. Di desa ini tidak ada persewaan pompa air dengan panjang selang lebih dari 300 meter.

Dia mengakui, kemarau lebih cepat datang dari biasanya. Sejak Mei 2019 lalu, hampir sudah tidak ada lagi hujan cukup besar. Bahkan, sejak akhir Mei, sudah tidak lagi gerimis sekali pun. Akibatnya, sawah yang biasanya masih basah pada Juni sudah retak karena kekeringan.

“Telat tanam sebenarnya tidak. Kemarin sebenarnya kompak,” tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas, Widiarso mengatakan sedikitnya ada 500 hektare sawah di Banyumas yang terancam gagal panen. Seluruhnya terjadi karena kekeringan. "Sebab, sawahnya  tadah hujan,” ucap Widiarso.