Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Indonesia mengalami surplus neraca dagang sebesar US$200 juta atau setara dengan Rp2,82 triliun (kurs Rp14.100) pada Juni 2019.
Nilai ekspor Indonesia lebih besar ketimbang nilai impor pada bulan tersebut.
"Nilai impor Juni 2019 ada US$11,58 miliar dan nilai ekspornya ada US$11,78 miliar. Jadi selama bulan Juni, kita masih mengalami surplus US$0,2 miliar," kata Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (15/7).
Kecuk mengungkapkan, impor pada bulan ini pun semakin berkurang. Pasalnya, pada bulan lalu, nilai impor Indonesia mencapai US$14,61 miliar atau Rp206 triliun.
"Apa yang terjadi dengan impor kita, impor kita juga mengalami penurunan yang dalam," katanya.
Menurut catatan BPS, impor untuk produk konsumsi mengalami penurunan sebesar 33,57% dari bulan Mei. Salah satu komoditas yang menyumbang penurunan itu adalah anggur, apel, bubuk susu dan daging beku.
“Menurut penggunaan barang, impor kita mengalami penurunan, impor barang konsumsi, bahan baku maupun barang modal, kalau dilihat Month to Month. Tapi kalau lihat Year on Year, impor kita masih mengalami peningkatan,” katanya.
Dikatakan, untuk barang konsumsi ada penurunan 33,57%, yang mengalami penurunan cukup dalam adalah impor anggur, kemudian daging beku yang berasal dari India dan Australia dan impor bawang putih karena kuotanya sudah terpenuhi. Kemudian impor apel juga mengalami penurunan, lalu ada bubuk susu. Itu yang menyebabkan barang konsumsi turun.
Kecuk menyatakan untuk impor bahan baku mengalami penurunan sebesar 17,78 persen. Bahan baku yang dimaksud, yakni handphone tanpa baterai, bungkil kedelai, pupuk dan beberapa jenis gandum.
"Untuk bahan baku mengalami penurunan Month to Month (per bulan) 17,78%, meskipun Year on Year (per tahun) masih mengalami peningkatan 2,75%," jelas dia.
Sedangkan untuk barang modal mengalami penurunan sebesar 25,53 persen, barang tersebut adalah kapal dan turbin.
Adapun neraca perdagangan dari Januari hingga Juni 2019 adalah sebagai berikut:
1. Januari defisit US$1,06 miliar
2. Februari surplus US$330 juta
3. Maret surplus US$670 juta
4. April defisit US$2,29 miliar
5. Mei surplus US$220 juta
6. Juni surplus US$200 juta