Jakarta, Gatra.com - Di depan para relawannya Melati Putih Indonesia Milenial (MIPI) yang sekarang bertransformasi menjadi gerakan milenial. Sandiaga Uno mengatakan, dalam demokrasi ada menang dan kalah. Sebabnya, saat ini saatnya untuk move on dari mendukung 01 atau 02.
Oleh sebab itu, kata Sandiaga, gagasan dan perjuangan para milenial sebagai ujung tombak masa depan bangsa harus tetap diteruskan.
"Karena itu kita jangan terjebak berjuang karena seseorang, ketika berjuang bagi gagasan kita," katanya dihadapan para relawan MIPI, di Upnormal Roaster, Jakarta, Ahad (14/7).
Pada kesempatan tersebut, Sandiaga juga menegaskan, dirinya lebih nyaman sebagai oposisi yang mengawasi jalannya pemerintahan.
"Kualitas demokrasi meningkat jika mengerti perannya. Yang terpilih jalankan pemerintah. Yang kalah konsisten mengawasi jalannya pemerintah," ujarnya.
Lebih lanjut, Sandiaga menyindir, politik bagi-bagi kursi merupakan tradisi politik masa lalu. Menurutnya, saat ini politik harus menghadirkan ide kreatif dan banyak menghasilkan pengusaha muda yang kompetitif
"Kalo zaman old nyari kursi. Ini sudah zaman now. Lapangan kerja pesan saya, kalau susah kenapa tidak kita buka lapangan kerja sendiri. Warung upnormal [merupakan] ide anak-anak muda berkumpul. Sekarang menjadi usaha yang nilainya di atas Rp1 triliun," ia menjelaskan.
Selain itu, kata Mantan Wagub DKI Jakarta ini, dengan menjadi oposisi, kualitas demokrasi akan terjadi. Dampaknya, diskursus kepada kebijakan pemerintah akan lebih baik sehingga pemerintah bisa menjalankan janji politik pada pemilu lalu.
"Kalau tidak ada yang mengawasi, nanti pemerintah ugal-ugalan. Kita sama-sama kerja saja, tapi tidak harus pada tempat yang sama," ungkapnya.