Magelang, Gatra.com – Bergesernya gaya hidup masyarakat memengaruhi tren belanja. Semua yang serba-online, membuka ceruk pasar baru bagi startup (perusahaan rintisan berbasis teknologi).
Situs Sartup Ranking seperti ditulis Katadata.co.id, menyebut per 21 Maret 2019 jumlah startup Indonesia mencapai 2.074. Indonesia menempati urutan kelima di bawah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.
Empat starup Indonesia bahkan memiliki nilai valuasi di atas US$ 1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun. Valuasi adalah nilai ekonomi dari bisnis yang menjadi acuan untuk mengukur seberapa besar potensi perkembangan usaha tersebut.
Pada akhir 2018, Go-Jek memimpin valuasi startup lokal dengan nilai US$9,5 miliar atau setara dengan Rp133 triliun. Berikutnya, Tokopedia (US$ 7 miliar), Traveloka (US$4 miliar), dan Bukalapak (US$1 miliar).
Para pendiri startup tersebut, Nadiem Makarim, William Tanuwijaya, Ferry Unardi, dan Ahmad Zaky, meraih sukses di usia di bawah 40 tahun. Kaum milenial yang mampu mengikuti dinamika pasar dan dengan cepat menangkap peluang.
Seperti yang dilakukan 3 anak muda di Kota Magelang yang mendirikan startup Luar Kuliah. Mereka menyediakan jasa pendidikan yang fokus pada pelatihan pengembangan skill, passion, kreativitas, dan usaha.
Idenya adalah memfasilitasi orang-orang yang ingin mengembangkan kemampuan diri untuk bertemu dengan para praktisi atau ahli di bidangnya. Selain itu juga menyiasati pasar kerja yang menuntut kombinasi skill, lebih dari yang disediakan bangku sekolah.
“Luar Kuliah menawarkan model pendidikan berbeda dari kuliah formal. Kami menggali pengalaman dari praktisi dan profesional sesuai bidang yang digeluti,” kata Nur Cholis, pendiri Luar Kuliah, Sabtu (14/7) malam.
Nur Cholis adalah mahasiswa semester 8 Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM). Dia mendirikan Luar kuliah bersama dengan dua rekannya sesama mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dimas Nugroho Cahyo Prabowo dan Aris Setyanto.
Dikenalkan kepada masyarakat pada 3 Maret 2019, Luar Kuliah sukses menggelar kegiatan program “ke Luar” bersama Arief Yulindra Priyantoro, CEO Vibrant Manufacturing Company. Tema diskusinya “Connecting Your Future with Passion and Creativity”.
Luar Kuliah membuka dua model pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan fleksibilitas waktu para pesertanya. Program “ke Luar” adalah pelatihan satu kali dengan metode diskusi.
Sedangkan program “Luar Kelas” menggunakan metode belajar teori dan praktik yang diadakan selama rentang waktu tertentu. Kelas videografi bersama praktisi film Andikan Jhon Manggala selesai digelar, dengan puncaknya pemutaran film hasil karya para peserta pelatihan.
“Pada kelas yang dipilih, peserta dibekali silabus. Dalam setiap pertemuan peserta diberikan tugas dan tolok ukur pemahaman. Setelah kelas videografi, nanti ada kelas desain grafis, clothing maker (usaha pernak-pernik distro), menulis, dan memasak,” kata Nur Cholis.
Menurut Nur Cholis, timnya saat ini juga fokus membangun aplikasi Luar Kuliah. Dengan modal pendanaan setelah menang Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI), dia berharap startup itu dapat dikembangkan sehingga mudah diakses para peminat pelatihan.