Jakarta, Gatra.com- Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengingatkan kepada para elit politik terlebih presiden terpilih Joko Widodo dan mantan kompetitornya Prabowo yang baru saja bertemu, bahwa rekonsiliasi bukanlah ajang untuk bagi-bagi jatah kekuasaan.
"Pertemuan kemarin harus diikuti dengan terus meyakinkan publik bahwa rekonsiliasi politik tidak sama dengan bagi-bagi kekuasaan, bagi-bagi jabatan dan bagi-bagi kursi menteri," tegas Titi saat ditemui wartawan di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (14/7).
Menurut Titi, rekonsiliasi politik yang sesungguhnya adalah ketika semua kontestan maupun pemilih bisa menerima hasil pemilu yang sudah diputuskan secara konstitusional.
"Oleh karena itu para elite politik yang ada di sekitar dua aktor utama ini harus menindak lanjuti dengan konsisten terhadap pesan politik yang disampaikan dengan pertemuan yang lalu dengan tidak tetap memelihara provokasi dan situasi panas," tandas Titi.
Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo, menurut Titi memberi pesan yang sangat kuat dalam konteks pendidikan politik bagi para pemilih Indonesia, bahwa perbedaan politik tidak harus disikapi dengan perselihan atau permusuhan politik.
Selain itu, menjadi pekerjaan rumah bagi Prabowo, tandas Titi, untuk membuktikan bahwa pertemuannya dengan Jokowi bukan rekonsiliasi transaksional yang terdapat deal-deal politik bagi-bagi kekuasaan.
Sebab menurut Titi, pertemuan tersebut harus ditempatkan sebagai bagian dari upaya menyelamatkan kohesi sosial di masyarakat yang sempat terbelah akibat kontestasi kedua pihak.
"Mau tidak mau keterbelahan kita karena dukungan politik terhadap dua orang ini, semoga pertemuan mereka lebih kuat sampai pesan positifnya kepada masyarakat," demikian Titi.