Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai terobosan untuk menyiapkan sarana dan prasarana di dalam menyelesaikan modernisasi pertanian untuk menyongsong bonus demografi yang memuat jumlah produktif yang mencapai 64%.
"Kami terus membuat kebijakan dan program terobosan seperti mentransformasi pertanian tradisional menjadi modern serta meningkatkan kualitas SDM," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Ketut Kariyasa dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/7).
Menurut Kariyasa, melalui modernisasi sektor pertanian menjadi menarik karena serba teknologi dan digital. Terobosan ini juga diharapkan membuka mata anak muda untuk terjun langsung ke sektor pertanian.
"Apalagi sejak tahun 2014, Kementan telah menambah bantuan alat mesin pertanian dalam jumlah besar, yaitu lebih dari 400 ribu unit," katanya.
Seluruh bantuan terbukti telah memberi manfaat besar, terlebih dahulu untuk mendorong era revolusi industri 4.0. Namun di sisi lain, bantuan dan bonus dapat memberikan bantuan jika tidak dikelola dengan baik.
"Sebagian besar dari penyediaan lapangan kerja yang sesuai dengan SDM," katanya.
Melalui modernisasi, kata Kariyasa, generasi muda akan mendapat kepuasan dari sektor pertanian yang mampu memberikan pendapatan yang tidak kalah besar dengan upah untuk pegawai lain. Pertanian juga tidak melulu bergelut dengan lumpur dan terpaan sinar matahari.
"Cara kerja pertanian tidak lagi mengandalkan otot yang sangat meletihkan. Tapi di era ini, pertanian sudah menggunakan alsintan," katanya.
Di samping itu, manfaatkan juga nilai besar pada nilai ekonomi petani hingga 80%, kemudian hemat biaya produksi hingga 31% dan tingkatkan produktivitas hingga 33%.
Pada saat yang sama, Kementan juga terus meningkatkan kualitas dan keterampilan SDM, khususnya para petani milenial dengan membangun 10 Polbangtan sebagai wahana pencetakan pengusaha muda.
"Untuk mewujudkan Polbangtan yang berkelas dunia, kualitas material dan metode yang diambilnya pun terus diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan zaman," katanya.
Sekadar diketahui, minat anak muda di bidang pertanian cukup besar. Ini terlihat dari pelamar Polbangtan yang membludak dan naik hingga 1.238%. Sebelumnya, peminat Polbangtan hanya 980 orang menjadi 13.111 orang pada tahun 2018.
"Kami juga mengundang sarjana pertanian sebagai pendamping mengundang pertanian dalam Program UPSUS, membentuk Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) dan membangun wirausaha seperti memulai muda di Taman Sain Pertanian (TSP) dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang digunakan oleh setiap provinsi di Indonesia , "katanya.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Luthfi Fatah, mendukung pemerintah dalam mentransfomasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Langkah ini sangat tepat untuk memengaruhi minat anak muda agar terjun langsung ke sektor pertanian.
"Makanya bonus demografi ini adalah peluang yang sangat bagus jika dibarengi dengan pengelolaan sumber daya manusianya. Dalam hal ini, programnya pak Menteri [Amran Sulaiman] soal mekanisasi sangat bagus dan membuka mata anak muda," katanya.
Meski demikian, Luthfi menambahkan mekanisasi yang harus diikuti dengan inovasi baru untuk mendorong semangat usaha anak muda.
"Sebab jika dari penelitian yang kami kembangkan adalah usaha anak muda sekarang sangat kurang. Makanya harus terus dikembangkan mereka bangkit," katanya.