Sleman, Gatra.com - Amien Rais mengatakan tak mengetahui rencana pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Pribowo Subianto. Mantan Ketua MPR itu menyebut pertemuan itu sebagai aksi selonong dan diiringi Panakawan, sosok lucu dalam dunia wayang.
"Sama sekali belum tahu. Makanya itu mengapa kok tiba-tiba nyelonong (bertemu)," kata Amien saat ditemui di kediamannya, di Jalan Pandeansari, Condongcatur, Caturtunggal, Depok, Sleman, Sabtu (13/7) sore.
Amien juga sempat menyinggung para pendamping pertemuan Prabowo dan Jokowi di stasiun dan kereta MRT, Jakarta, Sabtu (13/7) pagi. Ia keberatan Prabowo bertemu sosok-sosok seperti Panakawan dalam dunia wayang.
"Saya tidak mau Pak Prabowo yang kami ajukan sebagai capres, setelah tadi (bertemu) di MRT dengan Pak Jokowi, sudah pelukan, sudah makan bersama, di gambar layarnya (televisi) ada Semar, Gareng, Petruk, Togog, dan lain-lainnya," kata Amien tanpa menjelaskan detail maksud ucapannya itu.
Semar, Gareng, Petruk, dan Togog disebut Panakawan dalam dunia pewayangan. Sejumlah karakter wayang ini biasa mendampingi dan memberi saran pada wayang ksatria Pandawa, tapi sekaligus juga melucu dan menghibur penonton pentas wayang.
Saat Jokowi dan Prabowo bertemu, mereka terlihat didampingi sejumlah tokoh. Dari pihak Jokowi, ada Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi Erick Thohir, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Adapun dari pihak Prabowo ada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edy Prabowo dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.
Namun, resto Sate Senayan, tempat makan siang Jokowi dan Prabowo beserta rombongan usai naik MRT, juga dihiasi ornamen bergambar wayang Panakawan.
Menurut Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) ini, ia akan memberikan pernyataan sikapnya pada Senin (15/7) di Jakarta. "Senin jam 2 siang saya di Jakarta. Mungkin di kantor DPD PAN atau tempat lain, saya akan kasih secara agak tuntas," ucapnya.
Sebelumnya, Amien akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan Prabowo. Hal ini untuk mengetahui maksud pertemuan mantan Danjen Kopassus itu dengan rivalnya di Pilpres 2019, Jokowi.
Menurutnya, jika memang pendukung Prabowo berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi, pemerintah tak akan ada yang mengwasi selama lima tahun ke depan. "Kalau bergabung (ke pemerintahan) nanti enggak ada lagi yang mengawasi. Semua DPR sama dengan suara eksekutif. Itu pertanda lonceng kematian demokrasi," kata Amien.