Yogyakarta, Gatra.com - Tiga tokoh dari Daerah Istimewa Yogyakarta sepakat bahwa momen pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi simbol bersatunya bangsa. Pertemuan itu dinilai mampu mengakhiri sengketa dan pertikaian politik yang nyaris memecah belah bangsa.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi dan anggota Dewan Pengarahan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Mahfud MD mengapresiasi sikap kedua tokoh bangsa yang berlaga di pilpres 2019 tersebut.
"Memang ada anggapan rekonsiliasi kedua belah pihak akan menemui kesulitan. Tapi apa yang terjadi tadi pagi menunjukkan keduanya adalah negarawan besar," kata Mahfud di sela diskusi 'Merajut Persatuan Nasional Pasca Pemilu' di Kota Yogyakarta, Sabtu (13/7).
Baca Juga: Mahfud MD: Tak Akui Presiden Terpilih Itu Melanggar Hukum
Menurut Mahfud, pertemuan ini juga menegaskan bahwa kedua tokoh ini telah sampai pada satu titik yang sama bahwa berbagai sengketa dan perselisihan setelah pemilu telah selesai.
Akibat pertemuan ini, Mahfud menyebut gugatan pihak Prabowo ke Mahkamah Agung secara otomatis telah gugur dan tak ada pengaruhnya pada hasil pilpres. "Di mata hukum tuntutan terkait pilpres tidak akan diterima karena objeknya sudah hilang," ujarnya.
Usai rekonsiliasi ini Mahfud berharap Jokowi dan Prabowo mengambil satu langkah penting lagi yaitu membangun Indonesia. Meski diprediksi tidak akan bergabung di koalisi pemerintah, menurut Mahfud, Gerindra harus mampu menjadi pengawal dan pengontrol berbagai kebijakan pemerintah di parlemen.
Baca Juga: Singkong-Ubi Rebus Jadi Menu Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo
Pandangan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. "Pertemuan yang sangat elok dan momen inilah yang ditunggu seluruh komponen bangsa. Pertemuan ini menunjukkan betapa besar sikap kenegarawanan kedua tokoh itu," kata Haedar melalui melalui siaran pers, Sabtu siang.
Ia sangat berharap pertemuan ini mampu menguatkan kohesi sosial yang sempat nyaris terpecah akibat perbedaan politik. Silaturahmi ini menjadi semangat untuk bersatu kembali usai keputusan MK soal hasil pilpres.
Haedar berharap setelah pertemuan ini kedua tokoh bisa bekerjasama dan saling mengisi untuk mewujudkan Indonesia yang berkemajuan.
Baca Juga: Fadli Zon: Jokowi Tak Punya Resep Atasi Masalah Bangsa
Adapun anggota DPR RI asal DIY Esti Wijayanti melihat pertemuan Jokowi-Prabowo menutup usaha-usaha untuk membelah rakyat usai keputusan MK. "Memang tidak mudah mencairkan suasana di kedua kelompok. Tapi momen tadi bagi menghadirkan semangat persatuan," katanya.
Esti yakin pertemuan itu menjadi harapan seluruh anak bangsa dan mengakhiri dikotomi kelompok selama pemilu, termasuk adanya istilah "cebong" dan "kampret".