Jakarta, Gatra.com - Direktur utama PT Rantau Panjang Utama Bhakti, Hanifah Husein bertekad menjadikan area di lokasi perusahaan tambang bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya minggu lalu mengikuti comparative study yakni Corporate Forum for Community Development (CFCD) post mine ke Pulau Sado Jepang selama seminggu untuk melihat perkampungan warga di lokasi eks pertambangan. Saya lihat disana masyarakatnya bisa bertahan usai tambang tutup. Lingkungannya juga terjaga. Saya coba hal tersebut bisa diterapkan disini,”ujarnya saat ditemui dibilangan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, (13/7).
Untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan tetap bertahan di lahan pascatambang miliknya di Berau Kalimantan Timur, Hanifah bertekad untuk mewujudkan integrated farming atau pertanian yang terintegrasi.
“Kita akan memprioritaskan pembangunan fasilitas publik yang kembali akan diserahkan ke pemerintah daerah. Pembuatan tempat pengolahan sampah, peternakan, perkebunan, perikanan serta berbagai fasilitas lain seperti sarana bermain anak itu juga sangat penting. Yang pasti kita akan berdayakan masyarakat lokal,”tambahnya.
Seperti diketahui, Hanifah Husein sebelumnya mengunjungi pengelolaan pascatambang Mitsubishi material di Pulau Sado Jepang. Kunjungan dilakukan bersama 17 pegawai, merupakan perwakilan dari 11 perusahaan tambang.
Studi banding CFCD tersebut berawal pada Juli 2019 dan telah memberangkatkan sebanyak 28 pegiat PPM. Terbagi dalam dua rombongan penerbangan dengan perwakilan dari Kementerian ESDM.