Magelang, Gatra.com – Bank Sampah Matahari, Kecamatan Sawangan, Magelang, melayani penjualan sembako secara barter, yaitu dengan menggunakan sampah. Memanfaatkan sampah rumah tangga agar memiliki nilai ekonomi.
Pengelola bank sampah, Eni Poermiatiningrum, mengatakan limbah rumah tangga terutama plastik dan kertas laku dijual. Sampah yang dikumpulkan biasanya dijual ke pengepul.
“Sampah yang disetorkan anggota, kami hargai per kilogram. Kemudian mereka bisa membeli sembako seperti minyak goreng, gula pasir, terigu, dan telur sesuai jumlah setoran sampah,” kata Eni, Sabtu (13/7).
Sampah dari anggota dihargai separo dari harga jual ke pengepul. Sebab sampah biasanya diterima masih kotor sehingga bobotnya akan menyusut setelah dibersihkan.
Sampah kerdus paling murah Rp1.200 per kilogram dengan keuntungan tipis 50 persen. Sedangkan sampah sandal memiliki nilai jual paling tinggi, Rp 500 per kilogram dengan keuntungan dua kali lipat.
Menurut Eni, tidak semua anggota langsung menukarkan setoran sampah dengan sembako. Kebanyakan menyimpannya sebagai tabungan dan baru diambil menjelang Lebaran, dalam bentuk uang.
Hampir setiap hari ada anggota yang menyetorkan sampah. Pengurus membelanjakan kebutuhan warung 2 minggu sekali rata-rata sebesar Rp300 ribu.
“Kami jual sampah ke pengepul biasanya 3 bulan sekali, tergantung banyaknya sampah yang terkumpul. Sekali setoran sampah bisa mendapatkan uang sampai Rp1 juta.”
Bank Sampah Matahari pernah menjadi juara 1 lomba bank sampah tingkat Kecamatan Sawangan tahun 2017. Mereka kemudian mewakili kecamatan dalam lomba serupa di tingkat Kabupaten Magelang.
Pada 2014, mereka mendapatkan pendampingan pengolahan sampah program CSR dari PT Unilever. “Sekarang kami menjalankan bank sampah mandiri. Ada 10 pengurus dan 86 anggota,” ujar Eni.
Saat ini terdapat 585 bank sampah di Kabupaten Magelang, terbanyak se-Provinsi Jawa Tengah. Meski belum bisa mengurangi jumlah sampah secara umum secara signifikan, bank sampah diharapkan mampu mengurai tumpukan sampah mulai tingkat rumah tangga.
Sampah tidak lagi buang sembarangan, tapi dikumpulkan untuk dijual. Hal ini akan memudahkan proses pengolahan sampah di tingkat desa hingga kabupaten.