Banyumas, Gatra.com - Koperasi masa kini tengah berhadapan dengan arus globalisasi pasar bebas yang digerakkan kapitalisme. Oleh karena itu, koperasi harus bertumbuh dan berkembang.
Hal itu diutarakan Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Nurdin Halid, pada gala dinner Hari Koperasi Nasional ke-72 di Pendapa Si Panji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (12/7) petang. Menurut dia, hal serupa juga disampaikan kepada lebih dari 12.000 pegiat koperasi dari berbagai daerah di Indonesia yang hadir pada pembukaan peringatan Harkopnas, Kamis (11/7).
"Koperasi sebenarnya tidak kecil dan bukan usaha pinggiran. Koperasi lahir dari rakyat yang terimpit oleh dominasi sistem tunggal kapitalisme," katanya.
Koperasi, kata Nurdin, merupakan simbol perjuangan rakyat yang berani melawan kedigdayaan kapitalis yang hanya punya satu "kamus" yaitu: untung. Kamus itu, tidak berlaku di koperasi, tapi koperasi untung dan anggota sejahtera, serta tetap melayani kepentingan anggota.
Menurutnya, perkembangan koperasi di Indonesia cukup pesat belakangan ini. "Saat ini di Indonesia terdapat 138.000 badan usaha koperasi yang masih eksis di berbagai bidang usaha."
Dia mengemukakan, koperasi pada era milenial harus peka terhadap perkembangan teknologi. Kini, semakin banyak koperasi yang menerapkan sistem digital, baik pembukuan, transaksi, promosi produk, bahkan rapat anggota pun dilakukan melalui daring.
"Kemarin ada 20 koperasi yang sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Dekopin untuk melakukan kegiatan usaha, administrasi dan anggotanya dengan sistem digital. Kita akan terapkan dengan digitalisasi," katanya.