Jakarta, Gatra.com- Destry Damayanti ditetapkan Komisi XI DPR sebagai Deputi Gubernur Senior (DGS), Bank Indonesia (BI), kemarin, Kamis (11/7).
Berdasarkan rekam jejak, Destry dikenal cukup profesional di sektor keuangan sejak 2005.
Ekonom Center of Reform on Economic, Yusuf Rendy, mengatakan, jika dilihat dari rekam jejak, Destry pernah menjadi kepala ekonom Bank Mandiri, peneliti Mandiri Institute, dan sebagai regulator komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Pengalaman panjang ini tentu menjadi modal awal yang baik buat ibu Destry," katanya ketika dihubungi oleh Gatra.com, Jakarta, Jumat (12/7).
Yusuf mengatakan, Destry akan menghadapi beberapa tantangan, khususnya terkait rancangan kebijakan moneter.
Baca Juga: Gubernur BI: Selamat Bu Destry, Welcome to Bank Indonesia
"Karena, untuk pengalaman kerja di bidang moneter, yang saya tahu belum ada. Sementara kebijakan moneter berbeda dengan kebijakan sektor keuangan karena lebih kompleks," jelas Yusuf.
Selain kebijakan moneter, tantangan lain yang harus dihadapi Destry, khususnya ditengah perekonomian global yang tidak pasti, baik dari sentimen internal dan eksternal, antara lain, bagaimana transmisi kebijakan suku bunga acuan ke suku bunga kredit dan bagaimana DGS membantu merancang suku bunga acuan yang lebih kompetitif.
"Suku bunga Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Iniberakibat pada mahalnya ongkos pembiayaan di dalam negeri," ujar Yusuf.
Namun, Yusuf mengungkapkan tantangan tersebut tidak akan sulit untuk dijalaninya.
"Dengan modal awal pengalaman panjang di sektor keuangan, serta beragam role. Saya rasa, akan lebih cepat beradaptasinya," katanya.