Semarang, Gatra.com - Kota Semarang mempunyai wakil pelajar untuk maju Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Internasional. Dia adalah Alexandros Hastungkara Parera, satu-satunya siswa dari kota Semarang yang berkesempatan mengikuti International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) 2019 mata pelajaran IPA tingkat SD di Vietnam.
Tiket itu dikantongi setelah Andros meraih medali perunggu di Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2019 di Yogyakarta, 30 Juni-6 Juli lalu. Pada 26 November-1 Desember 2019, ia akan ke Vietnam mengikuti IMSO bersama 30 pelajar Indonesia yang lain.
Sebelumnya, di OSN tingkat kabupaten/kota, Andros meraih medali emas. Sementara di tingkat provinsi, siswa kelas 6 SD PL Bernadus 2 Semarang ini masuk tiga besar dari lima siswa yang dikirim ke OSN tingkat nasional.
Meski punya kesempatan, putra pasangan Yosep Parera dan Ignatia Sulistya Hartanti perjalanan ke IMSO masih panjang. Sebab, Andros harus melewati delapan kali penyaringan lagi agar bisa menyandang predikat peserta IMSO.
Andros mengaku tidak menyangka bisa lolos ke tingkat internasional. Pasalnya, ketika mengikuti OSN kemarin, kondisi kesehatannya drop. Bahkan saat mengikuti karantina selama delapan hari di Semarang, dia dilarikan ke rumah sakit. "Pas OSN juga masih tidak fit. Soal-soalnya juga sulit karena setingkat SMA," katanya di Semarang, Jumat (12/7).
Ketika pengumuman hasil OSN di Yogyakarta, Ignatia Sulistya Hartanti, bercerita, Andros menangis sembari memeluknya begitu mengetahui berkesempatan berlaga di IMSO Vietnam. "Tadinya saya mau mengucapkan selamat setelah dia menerima medali. Tapi dia langsung meluk saya dan nangis sesenggukan. Katanya, nangis-nya itu karena seneng banget," ujar Hartanti.
Sebagai orang tua, Hartanti tidak mematok target juara. Menurutnya, bisa lolos hingga tingkat internasional, sudah merupakan kesuksesan bagi anaknya, apalagi saat itu Andros sedang sakit.
Untuk ajang IMSO 2019 Vietnam, Hartanti menyatakan hanya bisa mendukung Andros. Ia tidak mau memberikan target apa pun. "Biar Andros saja maunya seperti apa. Kami sebagai orang tua hanya bisa memfasilitasi. Mengantar-jemput pelajaran tambahan, menemani, dan sebagainya," katanya.