Muaro Jambi, Gatra.com - Kejaksaan Negeri Muaro Jambi telah mendapat kabar tentang ternak kambing bantuan Pemkab Muaro Jambi yang mengalami kematian setelah disalurkan. Kabar itu diketahui melalui pemberitaan pada beberapa media online.
Menyikapi pemberitaan itu, Kasi Intel Kejari Muaro Jambi, Novan Harpanta menyatakan akan melakukan tahapan pengumpulan data serta pengumpulan bahan dan keterangan guna menelisik indikasi pelanggaran hukum dalam program tersebut.
"Kita akan lakukan Puldata dan Pulbaket dulu," kata Novan Harpanta, saat ditanyai di Kantor Kejari Muaro Jambi, Jumat (12/7).
Novan mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini akan mengatur waktu untuk melakukan tahapan puldata dan pulbaket. Karena untuk melakukan tahapan itu dibutuhkan keterangan dari instansi terkait.
"Kita akan atur waktunya, pihak terkait tentu akan kita minta keterangannya," ujar Novan.
Program bantuan ternak kambing yang diadakan Dinas Peternakan Muaro Jambi pada tahun anggaran 2017 lalu terindikasi bermasalah. Pasalnya, ternak kambing bantuan Pemkab Muaro Jambi itu banyak yang mati setelah disalurkan kepada penerima bantuan.
Informasi yang diterima Gatra.com, kambing bantuan pemerintah itu mengalami kematian secara massal. Jumlah kambing yang mati mencapai 40 ekor. Kematian kambing bantuan pemerintah itu salah satunya terjadi di Desa Kedotan, Kecamatan Sekernan.
Baca Juga: Ternak Kambing Bantuan Pemkab Muaro Jambi Mati Massal
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Muaro Jambi, Zulkarnain membenarkan bahwa bantuan ternak kambing yang diadakan 2017 memang ada yang mati. Namun, jumlahnya tidak sampai 40 ekor.
"Memang ada yang mati, tapi cuma 10 ekor. Kalau dak salah di Desa Kedotan," kata Zulkarnain.
Zul menjelaskan bahwa program pengadaan kambing pada dua tahun yang lalu disalurkan di empat Kecamatan. Masing-masing desa penerima pada empat kecamatan itu adalah Desa Talang Belido, Kecamatan Sungai Gelam, Desa Pulau Mentaro, Kecamatan Kumpeh Ulu, Desa Maro Pijoan, Kecamatan Jaluko dan Desa Kedotan, Kecamatan Sekernan.
"Jumlah pengadaannya memang 40 ekor, masing-masing desa mendapat 10 ekor. Jadi yang mati itu cuma di Desa Kedotan," ujarnya.
Zul menyebut penyebab kematian kambing bantuan di Desa Kedotan karena salah urus. Kambing bantuan dilepasliarkan para penerima sehingga kambing mengalami kurang gizi. Dampak kekurangan gizi itu mengakibatkan kambing bantuan menjadi kurus dan akhirnya mati.
"Ternak kambing itu juga kebanyakan dikasih rumput, makanya jadi kurang gizi. Harusnya dikasih makan daun-daunan. Karena didaunan banyak mengandung obat-obatan," kata Zulkarnain.
Menurut Zulkarnain, Kambing bantuan yang diterima warga Desa Talang Belido, Pulau Mentaro maupun yang di Desa Maro Pijoan, sudah berkembang biak. Berbeda halnya dengan yang di Desa Kedotan. Perkembangan kambing kurang baik karena daerahnya sering terkena banjir. Peternak menjadi kesulitan mengarit rumput hijauan pakan.
"Ternak kambing pada prinsipnya setiap hari memerlukan lk.96 jenis daun daunan untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya agar dapat berkembang dengan sehat," kata Zul.
Lebih lanjut Zul menyebut, lantaran hanya diberi rumput hijauan satu jenis tertentu saja, maka ternak kambing bantuan di Desa Kedotan cendrung mengalami gizi buruk.
"Kalau sudah terserang gizi buruk, kondisi kambing menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan akhirnya mudah sekali mati," kata Zulkarnain.