Washington D.C, Gatra.com - Pengiriman pertama sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia telah tiba di Pangkalan Udara Murted di ibu kota Turki, Ankara. Informasi tersebut diperoleh dari Kementerian Pertahanan Turki.
Keputusan Turki membeli peralatan perang dari Rusia itu memperkuat hubungan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Sebaliknya keputusan tersebut menjadi langkah mundur terhadap hubungan AS-Turki setelah sebelumnya dua sekutu NATO itu berbeda pandangan terhadap penanganan Suriah.
"Terserah sekutu untuk memutuskan peralatan militer apa yang mereka beli. Namun, kami khawatir tentang konsekuensi politik potensial dari keputusan Turki memeroleh sistem S-400 dari Rusia tersebut," ucap seorang pejabat NATO kepada CNN pada Jumat (12/7).
Pejabat itu menambahkan interoperabilitas angkatan bersenjata antar anggota aliansi merupakan hal mendasar bagi NATO untuk melakukan operasi dan misi secara keseluruhan.
Turki menjadi salah satu negara yang dilibatkan AS dalam program pesawat tempur senyap F-35. Sebelumnya, AS menuntut Turki untuk bersikap tegas apakah akan konsisten dengan perjanjian pesawat F-35 atau melanjutkan pembelian rudal S-400. AS sempat mengancam akan menghentikan perjanjian F-35 dengan Turki jika Ankara tetap membeli S-400.
"Jika Turki menerima pengiriman S-400, AS akan menghentikan program pengiriman F-35. Semudah itu," ucap Pelaksana tugas (Plt) Kementerian Pertahanan AS, Mark Esper dalam kunjungannya ke NATO bulan lalu.
Namun terlepas dari peringatan tersebut, para pejabat senior Turki telah menyatakan optimisme bahwa pemerintahan Trump tidak akan menindaklanjuti ancamannya untuk mengeluarkan Turki dari program jet F-35. Turki berkeyakinan Presiden AS telah berjanji untuk mendinginkan masalah dan juga menyatakan komitmen untuk tidak mengintegrasikan S-400 dengan sistem pertahanan NATO.