New York, Gatra.com - Pertumbuhan populasi bumi saat ini sangat membludak. Awalnya butuh ribuan tahun untuk mencapai angka 5 miliar orang yang dicapai pada 1987. Sekitar 32 tahun kemudian, yakni tahun ini, angka populas bumi mencapai 8 miliar orang.

Dilansir dari CNN, populasi planet bumi saat ini adalah 7,7 miliar. Dari fakta tersebut, sejatinya beberapa wilayah di dunia mengalami kekurangan populasi. Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), 27 negara telah terlihat mengalami penyusutan populasi lebih dari 1% sejak 2010.

Penurunan ini disebabkan oleh tingkat fertilitas (kesuburan) yang lebih rendah, terutama di negara-negara seperti Cina dan Jepang. Bahkan tingkat kesuburan global turun dari 3,2 kelahiran per wanita pada 1990 menjadi 2,5 pada 2019 dan diproyeksikan akan semakin menurun.

Baca Juga: Bonus Demografi Indonesia 2030 Berpotensi jadi Beban Baru Negara

Namun penyusutan ini tak berarti dibanding ledakan populasi di wilayah lain. Populasi Afrika sub-Sahara misalnya, diproyeksikan meningkat dua kali lipat pada 2050. Sembilan negara yakni India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Mesir, Amerika Serikat, termasuk Indonesia akan mencapai lebih dari setengah proyeksi pertumbuhan populasi global antara sekarang dan 2050, menurut sebuah studi di 2018.

Akibat dari ledakan penduduk tersebut, masyarakat di negara-negara termiskin memiliki harapan hidup yang lebih pendek. Banyak dari negara-negara ini tumbuh terlalu ramai. Kelebihan populasi dapat berkontribusi pada masalah sosial dan lingkungan seperti pemanasan global, penipisan sumber daya, polusi, kepadatan penduduk, kekurangan gizi, ketidaksetaraan gender, dan penyebaran penyakit mematikan.

Tingkat harapan hidup global diperkirakan meningkat dari 72,6 tahun menjadi 77,1 tahun pada 2050. Tetapi harapan hidup saat lahir di negara-negara yang paling tidak berkembang tertinggal 7,4 tahun di belakang rata-rata global. PBB mengatakan ini sebagian besar karena tingginya tingkat kematian anak dan ibu bersama dengan epidemi HIV dan kekerasan di daerah yang dilanda konflik.

Baca Juga: Polusi Lalu Lintas di Kota Irlandia Mengancam Kesehatan

Pola populasi manusia juga menunjukkan tren lain yang mengkhawatirkan

Pada 2018, manusia mencapai tonggak sejarah lain. Untuk pertama kalinya, orang berusia lebih dari 65 tahun secara global jumlahnya melebihi total anak di bawah 5 tahun. Hal tersebut karena meningkatnya harapan hidup dan turunnya tingkat kesuburan, orang bereproduksi lebih sedikit dan hidup lebih lama. Artinya manusia usia produktif dan usia orang tua akan semakin panjang.

Kedengarannya baik, tetapi itu adalah hal yang buruk untuk ekonomi global karena ada lebih sedikit orang usia kerja dan lebih banyak orang tua yang secara proporsional menaikkan biaya perawatan kesehatan. Pada 2050, satu dari empat orang yang tinggal di Eropa dan Amerika Utara bisa berusia 65 tahun atau lebih.