Jakarta, Gatra.com - Mahasiswa semester 6 jurusan Manajemen Ekonomi Bisnis, Universitas Darma Agung, Andre Salmon Rivaldo Zalukhu mengamati bahwa keengganan anak muda untuk terjun di dunia pertanian. Hal ini menyebabkan terganggunya regenerasi petani.
"Kalau dilihat pertanian banyak jenisnya. Orang mikir pertanian bajak kerbau dan kotor-kotoran di sawah. Di luar negeri pakai drone dan teknologi-teknologi itu," jelasnya saat ditemui Gatra.com, Kamis (11/7).
Andre berpandangan diperlukannya suatu lokasi percontohan yang menunjukkan bahwa pertanian sudah dikelola secara modern.
"Jadi kalau kita lihat di Indonesia teknologi baru beda-beda. Misalnya IPB buat, USU buat nggak ada yang menyatukan. Kalau bisa ada suatu desa percontohan dimana semua teknologi ada di situ," terangnya.
Kemudian, Ia juga menyarankan pemerintah mendorong pengusaha agar berinvestasi di bidang pertanian. "Kalau pemerintah mengajak pasti lebih berkembang," tambahnya.
Meskipun bukan berasal dari keluarga petani, Ia mencurahkan pemikirannya dalam sebuah artikel di Kompasiana yang berjudul Petani Milenial : Saya Kehabisan Lumpur Di Sawah".
Andre mengaku telah hobi menulis sejak sekolah dasar.
“Masih kecil banyak film-film sejarah yang di kartun. Aku tulis,” ujarnya mengenai awal ketertarikannya dalam menulis.
Menurutnya, menulis harus berpegang teguh pada idenya
. “Mahasiswa kupu-kupu [kuliah-pulang kuliah-pulang] bagus sebenarnya. Tinggal abis pulang ngapain. Menulis itu pekerjaan pribadi,” tuturnya.
Ternyata, buah pikirannya membuahkan juara I Agri Writing Competition 2019 Kategori Mahasiswa yang diadakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kompasiana.
"Menyesal nggak dari kemarin-kemarin bikin gitu [ikut lomba menulis] dari maba [mahasiswa baru]. Setidaknya sering dapat pengalaman," ungkapnya.