Jakarta, Gatra.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, polisi masih mendalami peran terduga teroris Sujadi Abdurrahman (51) alias SA yang ditangkap di Magetan, Jawa Timur. Dedi menyebut, SA merupakan bendahara Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan Para Wijayanto (PW).
“Polisi masih mendalami bendahara JI yang ditangkap di Jawa Timur, karena dia yang diduga mengelola basis ekonomi JI,” kata Dedi ketika ditemui di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/7).
Dedi menambahkan, peran SA sangat berpengaruh di kelompok tersebut. “Bendahara itu, termasuk struktur sentral JI model baru,” kata Dedi.
Baca juga: Polri: Pimpinan JI Punya Perusahaan Sawit Bisa Gaji Pejabat
Adapun SA merupakan warga Kelurahan Candirejo RT01/02, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang ditangkap pada 3 Juli 2019 lalu. Pengusaha kulit tersebut kini ditahan di Mako Brimob Polda Jawa Timur, di Madiun.
Penangkapan SA dilakukan setelah Densus 88 Antiteror membekuk amir JI, PW dan sejumlah anak buahnya, yakni MY, BS, A dan BT.
PW dan dua anak buahnya ditangkap pada Sabtu (29/6) lalu, sekitar pukul 06.12 WIB. Ia ditangkap di sebuah hotel di Jalan Raya Kranggan Nomor 19, Jatiraden, Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: Rudalku : Jihad Literasi Mantan Teroris
Sementara itu, satu anggota JI lainnya ditangkap di Perumahan Griya Syariah, Blok G, Kelurahan Kebalen, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (30/6/) lalu sekitar pukul 11.45 WIB. Densus juga mencokok BT alias Haedar alias Feni alias Gani di hari yang sama sekitar pukul 14.15 WIB di daerah Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur.
Dedi menyatakan organisasi JI diduga sedang membangun kekuatan pondasi ekonomi guna kelancaran operasional kelompok tersebut. Setelah pondasi ekonomi menguat, JI disinyalir berencana membentuk khilafah di Indonesia.
"Pondasi ekonomi mereka bangun [dengan] mengembangkan kebun kelapa sawit. Ini sedang didalami, ada beberapa titik kebun sawit di Sumatera dan Kalimantan," ujar Dedi.