Massachusetts, Gatra.com - Tanaman sebagai makhluk hidup terkadang diperlakukan dengan penuh emosi oleh para pecinta tanaman. Namun, peneliti baru-baru ini menyimpulkan bahwa kesadaran, emosi, dan kemampuan berpikir merupakan ciri khas binatang.
Gagasan bahwa tanaman memiliki tingkat kesadaran pertama kali berakar pada awal 2000-an. Dimana istilah "neurobiologi tanaman" diciptakan. Ini sebuah gagasan bahwa beberapa aspek perilaku tanaman dapat dibandingkan dengan kecerdasan pada hewan.
Meskipun tanaman kekurangan otak, namun penembakan sinyal listrik di batang dan daun mereka dianggap sebagai respons yang mengisyaratkan suatu bentuk kesadaran.
Meski demikian, seorang penulis artikel baru menyebut hal sebaliknya bahwa gagasan itu adalah sebuah omong kosong. Menurutnya, biologi tanaman itu rumit dan menarik.
Biologi tanaman itu sangat berbeda dari hewan, sehingga apa yang disebut sebagai bukti kecerdasan tanaman itu adalah hal yang menarik sekaligus tidak meyakinkan.
"Agar kesadaran tumbuh, otak harus memiliki tingkat kompleksitas dan kapasitas yang besar," ucap penulis utama studi penelitian ini, Lincoln Taiz yang juga seorang profesor emeritus biologi molekuler, sel dan perkembangannya di University of California Santa Cruz.
Menurutnya, Jika hewan tingkat kecerdasan rendah, yang memiliki sistem saraf saja tidak memiliki kesadaran, kemungkinan bahwa tanaman yang tanpa sistem saraf untuk memiliki kesadaran secara efektif adalah nol.
Tetapi artikel ini menyebutkan bahwa dengan tanaman tidak memiliki bentuk kesadaran, hal ini adalah sebuah keuntungan bagi mereka. karena jika mereka diberi kesadaran dan dapat merasa secara emosional, itu akan menghambat proses evolusinya.
"Bayangkan, misalnya, keadaan buruk yang dialami pohon saat kebakaran hutan. Saya tidak ingin membayangkan bagaimana jika pohon memiliki kesadaran dan merasakan sakitnya dibakar hidup-hidup, "kata Taiz.