Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) tengah gencar mewujudkan beberapa langkah strategis guna menjaga stabilitas inflasi pada 2019. Salah satu yang menjadi fokus ialah pengendalian inflasi pada volitale food.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Yusuf Rendy mengatakan, volitale food dipilih karena besarnya inflasi cenderung sulit untuk diprediksi. Namun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan BI.
"Pertama panjangnya alur logistik dari satu tempat ke tempat lain. Faktor cuaca seperti musim kemarau dan hujan yang diperkirakan akan berlangsung cukup panjang," ujar Yusuf ketika dihubungi Gatra.com, Kamis (11/7).
Yusuf memperkirakan, dari sisi komoditas yang menjadi peyumbang inflasi terbesar ialah cabai. “Karena memang, di empat minggu terakhir, harga cabai merah khususnya cabai merah keriting meningkat dari Rp41.000/ kg hingga Rp55.000/kg,” ujarnya.
Dalam kasus ini, pemerintah khususnya BI telah menggalakan program sebagai bentuk antisipasi inflasi pada komoditas cabai, bernama Budidaya Cabai Merah. Program tersebut merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah dengan para petani.
Program tersebut dianggap Yusuf cukup efektif dengan catatan. "Jika, program diperluas dan melibatkan lebih banyak pihak dan komoditas, tentunya dorongan untuk mengurangani inflasi pada sektor pangan akan lebih kuat," tutupnya.
Sebelumnya, pada Juni 2019, inflasi berada di level 3,28% yoy. Level tersebut masih berada di kisaran sasaran inflasi 2019 pada level 3,5±1%.