San Francisco, Gatra.com - Twitter telah melarang konten ujaran kebencian yang menargetkan kelompok-kelompok agama dengan penggunaan bahasa yang tidak manusiawi. Larangan itu, seperti dilansir Apnews, dikabarkan juga meluas ke kategori lain seperti ras dan gender.
Jejaring sosial itu sudah melarang bahasa yang mengandung kebencian yang ditujukan pada penganut agama tertentu. Twitter, bersama YouTube dan Facebook, telah dikecam karena munculnya prevalensi pelecehan dan kebencian yang diunggah netizen pada platform tersebut.
Update terbaru dilakukan Twitter setelah banyaknya pengguna yang memposting tulisan agar Twitter memperluas kebijakan terhadap ujaran kebencian.
Perusahaan yang bermarkas di San Fransico itu juga menegaskan akan melarang bahasa serupa untuk kelompok lain seperti yang didefinisikan berdasarkan jenis kelamin, ras dan orientasi seksual. Namun hingga saat ini, pihak Twitter belum sepenuhnya menjalankan ide tersebut.
"Kegagalan Twitter untuk melarang semua bentuk dehumanisasi akan menimbulkan keraguan pada komitmen perusahaan untuk sepenuhnya menghentikan kebencian pada platformnya," ujar Presiden Online Racial Justice Group Color of Change, Rashad Robinson.
"Bukan rahasia lagi bahwa CEO Twitter, Jack Dorsey dan para pemimpin Silicon Valley lainnya enggan untuk memberantas diskriminasi dan kesalahan informasi karena takut akan serangan balasan yang bersifat konservatif," tambahnya lagi.
Facebook memiliki kebijakan serupa yang melarang ucapan tidak manusiawi seperti pernyataan yang menyerang individu atau kelompok yang memiliki hak untuk dilindungi seperti ras, etnis, orientasi seksual, kasta, serta pandangan agama.
Selain itu YouTube juga melarang materi yang mempromosikan kekerasan atau kebencian terhadap individu atau kelompok berdasarkan kategori, seperti usia, fisik, ras, status imigrasi, dan lainnya.