Home Internasional Kemlu Ajak Diplomat Asing Belajar Agama dan Demokrasi

Kemlu Ajak Diplomat Asing Belajar Agama dan Demokrasi

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengundang diplomat muda dari 12 negara sahabat untuk lebih mengenal Indonesia, khususnya menyangkut isu keagamaan dan demokrasi. Pertemuan dengan diplomat tersebut dilangsungkan setelah Kemlu menggelar program Friends of Indonesia 2019: Fellowship for Future Ambassadors yang ditutup pada 28 Juni 2019 lalu.

Direktur Diplomasi Publik Kemlu RI, Azis Nurwahyudi mengatakan diskusi tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada diplomat negara sahabat tentang perkembangan Islam yang ada di Indonesia. 

"Ketika di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) para diplomat ini diberi wawasan mengenai Islam di Indonesia. Karena mereka selama ini tahunya Islam Indonesia seperti di Timur Tengah," ucap Azis Nurwahyudi saat ditemui GATRA.com di Gedung Kemlu RI, Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

Dengan mengikuti kegiatan diskusi tersebut, Azis mengatakan para diplomat bisa mengetahui dengan jelas keragaman dan keunikan Islam di Indonesia. Diplomat tersebut juga takjub dengan kemajuan Islam di Indonesia yang memberikan ruang terhadap peran perempuan dalam berdemokrasi. Pemahaman tersebut jelas bermanfaat bagi diplomat negara sahabat yang belum terlalu mengenal Islam di tanah air, seperti Peru dan Papua Nugini.

Baca juga: Misi Diplomatis Kemlu dalam Program Friends of Indonesia

Dalam kesempatan berkunjung ke Yogyakarta, diplomat juga berkesempatan melakukan sesi tanya jawab mengenai agama dengan mahasiswa UMY. Di Bali, para diplomat berdiskusi tentang demokrasi yang bertempat di Institute for Peace and Democracy (IPD). Di acara tersebut para diplomat diberikan wawasan tentang bagaimana proses dan dinamika demokrasi di Indonesia.

"Para diplomat sangat antusias. Pemilu 2019 kemarin, yang merupakan pemilu paling rumit juga dibahas. Para diplomat sangat tertarik, terutama yang dari Nepal, karena mereka kan sistemnya kerajaan," ucap Staf Direktorat Diplomasi Publik Kemlu, Amalia Maryafanti.

Sebagai hasil evaluasi, Azis mengatakan para diplomat yang diundang menyatakan ketertarikannya dalam membahas isu keagamaan dan demokrasi di Indonesia dibandingkan dengan kunjungan-kunjungan ke lokasi objek wisata.

"Ketika mereka kembali ke negaranya diharapkan mereka bisa menggunakan pemahaman soal Indonesia yang lebih baik, tidak lagi hanya melihat Indonesia dari kertas dan berita," ucap Azis.

Untuk diketahui, negara-negara yang diundang dalam program tersebut adalah Timor Leste, Irlandia, Papua Nugini, Tuvalu, Kolombia, Peru, Kosta Rika, Mozambik, Ukraina, Nepal, Nauru dan Kepulauan Solomon.

170