Sleman, Gatra.com - Suporter Persebaya Surabaya tidak diperkenankan datang ke Stadion Maguwoharjo, Sleman, untuk memberi dukungan pada tim kebanggaannya ketika melawan PSS Sleman, pada Sabtu (13/7). Keputusan ini diambil atas rekomendasi pihak kepolisian dan permintaan warga.
Ketua Panitia Pelaksana (panpel) Pertandingan PSS Tri Mulyanta mengatakan, ada surat dari warga sekitar Stadion Maguwoharjo yang ditujukan kepada panitia berisi keberatan mereka jika suporter Persebaya, atau yang biasa disebut Bonek, datang.
"Warga sekitar yang keberatan. Surat itu ditujukan ke panpel dan panpel sejak kemarin telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian," katanya, saat ditemui di kompleks Stadion Maguwoharjo, Rabu (10/7).
Baca Juga: Persebaya Keberatan Bonek Dilarang ke Sleman
Ia mengatakan, kepolisian juga telah mempertimbangkan untuk tidak memberi kuota tiket pada suporter Persebaya. Salah satu alasannya, pada hari pertandingan itu, ada kunjungan dari Kapolri ke Yogyakarta.
"Kalau dari panpel, sebenarnya dari awal kami ingin memberikan jatah kuota tiket untuk teman-teman Bonek," ujarnya.
Masalah kuota tiket ini pun telah dikoordinasikan bersama perwakilan Bonek dan manajemen Persebaya. Ia juga menyebut, suporter Persebaya yang telah tiba di Sleman akan ditindaklanjuti bersama pihak keamanan.
"Untuk suporter yang sudah datang, kami telah koordinasi dengan kepolisian. Di Stadion Maguwoharjo juga kami tak ingin meresahkan warga sekitar," ucapnya.
Secara terpisah, Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Irjen Pol Ahmad Dofiri mengatakan, Polda DIY mengimbau suporter Persebaya tidak datang ke Sleman. "Sebaiknya tidak perlu datang. Bagaimanapun yang membuat ulah, kadang-kadang dari oknum suporternya. Ini yang menjadi pertimbangan kami," katanya.
Ia mengatakan, oknum suporter Persebaya telah berulah berulang kali di Yogyakarta. Antara lain ketika tim berjuluk Bajul Ijo itu bertanding melawan Persija musim 2018 di Stadion Sultan Agung Bantul.
"Sudah beberapa kali event terkait penyelenggaraan sepak bola. Kita tahu sebelumnya di Bantul. Kami beri kesempatan sekali, dua kali, tiga kali dan setiap kali itu ternyata bentrok," ujarnya.
Namun Polda DIY hanya memberikan masukan kepada panpel. Untuk keputusannya, apakah akan tetap diberikan kuota tiket atau tidak, Kapolda bilang menjadi kewenangan panpel. "Panpel yang memutuskan, tapi kami memberikan rekomendasi itu," pungkasnya.