Jakarta, Gatra.com - Hasil investigasi dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan masih belum diumumkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, meski laporannya sudah diterima.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan, belum diumumkannya hasil investigasi karena Kapolri masih akan mempelajari dulu hasil laporan dari TGPF tersebut,dan tidak ada rencana untu, memperpanjang.
"Untuk sementara tidak ada (rencana perpanjangan masa kerja). Dari hasil kerja enam bulan, itu nanti akan disampaikan satu minggu ke depan," kata Dedi di Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (10/7).
Dedi enggan mengungkapkan bocoran hasil kerja tim dan tidak tahu menahu soal informasi mengenai adanya Jenderal bintang tiga yang diduga ikut campur dalam kasus tersebut. Pasalnya, laporan masih di analisa oleh Kapolri.
"Pak Kadiv (Humas Polri Irjen Pol. Muhammad Iqbal) sudah menyampaikan. Satu minggu akan dijelaskan secara komprehensif hasil temuan kinerja TGPF selama enam bulan. Tentunya ada temuan-temuan yang menarik, ada temuan-temuan terbaru, nanti akan disampaikan," terangnya.
Diketahui, anggota TGPF, Hermawan Sulistyo menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa Jenderal bintang tiga yang diduga mengetahui kasus penyiraman air keras yang menimpa Novel.
Namun, Hermawan enggan mengungkapkan siapa nama dan dari institusi mana orang tersebut. Apakah yang bersangkutan terlibat lanagsung atau hanya sekadar mengetahui.
"Saya Ketua Tim investigasi kerusuhan Mei 1998. Memeriksa 15 jenderal saat itu. Pada kasus (Novel) ini, juga ada jenderal-jenderal bintang tiga yang kita periksa, loh. Jangan salah," kata Hermawan di Gedung Rupattama Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (9/7).
Hermawan pun mengungkapkan bahwa pemeriksaan terhadap jenderal-jenderal bintang tiga tersebut didasari oleh penyelidikan yang dilakukan Polda Metro Jaya, Mabes Polri, Komnas HAM dan Ombudsman RI.
"Jadi, itu semua kita periksa lagi. Semua yang diperiksa penyelidikan-penyelidikan yang lama. (Jenderal bintang tiga) Jenderal aktif. Jenderal aktif kita periksa. Kami betul-betul bekerja dengan independen," ungkapnya.
Ditanya berapa pelaku yang terlibat, Hermawan pun memilih tutup mulut. Ia memberi sinyal bahwa pelaku yang terlibat lebih dari satu orang.
"Judulnya kan udah pengeroyokan. Emang ngeroyok satu orang? Logikanya kan pengeroyokan. Pengeroyokan kan pasti lebih dari satu orang," katanya.