Jakarta, Gatra.com - Sejumlah lahan rawa lebak seperti di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), Kalimantan Selatan (Kalsel), Lampung, Riau, Kalimantan Tengah (Kalteng), dan Kalimantan Barat (Kalbar) dapat dioptimalkan untuk meningkatkan Luas Tambah Tanam (LTT) di musim kemarau.
Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Sumardjo Gatot Irianto, mengatakan, di musim kemarau seperti ini sebenarnya bisa menjadi kesempatan mengembangkan lahan rawa. Optimalisasi lahan rawa akan lebih bagus di musim kemarau.
"Karena itu kami juga mengundang wilayah rawa agar mengupayakan penambahan LTT melalui optimalisasi potensi lahan rawa. Rencana aksi bisa dengan bantuan benih padi, jagung, kedelai, tumpangsari, optimalisasi lahan, serta bantuan alsintan," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/7).
Baca juga: Kementan Optimalkan Lahan Rawa Pada Musim Kemarau
Data Ditjen Tanaman Pangan, wilayah yang sumber airnya masih cukup yakni, potensi lahan kering yang masih ada air sekitar 2,3 juta hektare (ha) berada di 152 kabupaten di 14 provinsi. Provinsi tersebut yaitu, Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sulteng, Sulsel, dan Sultra. Sedangkan potensi lahan rawa seluas 675 ribu ha berada di 31 kabupaten di 6 provinsi yakni, Sumsel, Lampung, Kalbar, Kalsel, Kalteng, dan Sulsel.
Untuk itu, pihaknya melibatkan wilayah-wilayah yang ketika terjadi kekeringan justru menjadi sumber pertumbuhan luas tanam baru. "Ini sangat kami harapkan. Selain mengompensasi tanaman yang puso, juga menambah areal tanam baru yang produktivitasnya dan mutunya makin bagus," ungkapnya.
Di wilayah Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Gatot berharap Perum Jasa Tirta (PJT-I dan PJT-II ) dengan sumber air yang ada dapat mengamankan standing crop pertanaman, sekaligus meningkatkan LTT.
Sedangkan untuk wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, diharapkan dapat meningkatkan LTT melalui optimalisasi penanaman pada lahan kering serta rawa yang masih ada airnya. "Kami sudah menyiapkan rencana aksi LTT lahan rawa," ujarnya.
Gatot menyarankan, petani di lahan kering yang curah hujannya masih cukup jika akan bertanam padi sebaiknya menggunakan varietas padi gogo. Sebelum bertanam disarankan lahan sawah setelah panen, dicek kadar airnya, apakah masih basah atau sudah kering.
Baca juga: Kementan dan TNI Lakukan Mitigasi Bersama Atasi Kekeringan
Pengecekan dapat dilakukan dengan mencabut sisa jerami. Jika mudah dicabut maka lahan tersebut masih basah dan layak ditanami padi gogo. Lakukan penugalan Tanpa Olah Tanah (TOT) di samping pangkal jerami, isi 3 biji per lubang (Tabela).
Sedangkan untuk pertanaman padi di lahan rawa, Gatot mengatakan, pemerintah telah membuat pilot project padi rawa, bahkan kini sudah ada yang panen. Hasilnya sudah terlihat, jika sebelumnya petani menggunakan benih lokal (pertanaman 6 bulan), kini dengan benih Inpara-3 pertanaman padi hanya 3-4 bulan.
"Produktivitasnya juga meningkat. Jika sebelumnya hanya 2,5 ton per ha, kini menjadi 4,58 ton per ha. IP juga naik dari sebelumnya 100 menjadi 200 yang tanam pada Maret, Juli dan Agustus," kata Gatot.