Denpasar, Gatra.com - Penyandang tuna netra yang tergabung dalam sanggar Penyandang Cacat Rwa Bhineda unjuk kebolehan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 yang digelar di pangung Angsoka, Taman Budaya, Denpasar.
Pukulan gamelan hingga alat musik tradisional lain mampu mengiringi pementasan Prembon yang dibawakan sanggar dengan baik.
Pelatih sanggar, I Made Gede Mandra mengatakan, penampilan penyandang tuna netra dalam PKB ini bukan kali pertama. "Ini bukan kali pertama Sanggar Rwa Bhineda beraksi,ada sekitar belasan kali Sanggar Rwa Bhineda telah menampilkan pentas seni disini," ujar dia, Selasa (9/7).
Jatuh bangun membimbing penyandang tuna netra biar mahir dalam ber-gamelan, sudah dialamai I Made Gede. Dari awal, mereka harus mengenal alat musik dengan cara meraba dan mendengarkan.
Dari pengenalan alat musik, skill kemudian diasah dengan latihan yang intens. Terlebih jelang pentas, waktu latihan ditambah agar maksimal saat tampil.
"Sedih saya, sampai menangis awal-awal latihan. Namun sampai sekarang kita bisa latihan bersama-sama. Biasanya satu kali pementasan, memakan waktu sekitar dua bulan pelatihan yang dilaksanakan tiap minggu," jelas dia.
Disamping pelatihan, transportasi juga menjadi permasalahan. I Made Gede mengaku, akomodasi murid-muridnya datang ke sanggar masih terbatas.
I Made Gede juga berpesan kepada generasi muda untuk bisa melestarikan dan menjaga kebudayaan Bali, terutama seni gamelan dan tari.
"Jangan malu jadi orang Bali, jangan malu membaca kidung atau gegurita serta jangan malu bermain kesenian Bali," tutup dia.
Reporter: A.A. Gede Agung
Editor: Wem Fernandez