Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Satya Widya Yudha mempertanyakan kritik yang disampaikan Ombudsman terkait bocornya nama Calon Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang tak memiliki urgensinya.
“Uji kelayakan ini digelar terbuka. Makanya kenapa Ombudsman begitu. Sedemikian critical kah ya bahwa kebocoran atau diduga kebocoran melalui nama-nama yang beredar di Whatsapp Group,” kata Satya saat ditemui usai pelaksanaan Uji Kelayakan Calon Komisioner KPI di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7).
Menurut Satya, penyebab kebocoran nama tersebut bukan berasal dari pihaknya. Oleh karena itu, ia mempertanyakan alasan Ombudsman mengkritik bocornya nama kandidat. Mengingat uji kelayakan calon komisioner KPI dilakukan secara terbuka, tanpa adanya kasus tersebut, setiap orang bisa melihat langsung proses seleksinya.
“Kami pun terkejut kenapa kok sampe Ombudsman mempermasalahkan itu tanpa ada data yang penting,” ujarnya.
Sebelumnya, Ombudsman melaporkan adanya maladministrasi terkait proses seleksi calon komisioner KPI. Mereka menyebut ada kebocoran daftar seleksi calon anggota KPI yang semula berjumlah 27 kemudian menjadi 34 orang.
“Whatsapp Group tidak bisa dijadikan patokan. Justru yang bisa dijadikan patokan itu apabila ada surat beredar dengan nomor yang jelas. Apa mungkin surat itu difoto, lantas setelah diteliti apakah memang surat itu ada fisiknya,” tuturnya.