Pekanbaru, Gatra.com - Hingga kini 70 persen kebutuhan pangan di Riau berasal dari luar wilayah. Persentase terbilang tinggi itu membikin ketahanan pangan Riau menjadi rentan.
Disisi lain, jumlah penduduk Provinsi Riau terus mengalami peningkatan. Saat ini jumlah populasi di provinsi ini mencapai angka 6 juta jiwa.
Praktisi ketahanan pangan di Riau, Darmansyah, mengatakan selain jumlah populasi penduduk yang kian membengkak, dan tingginya ketergantungan pasokan pangan dari luar wilayah, persoalan ketahanan pangan di Riau juga dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat terhadap pangan alternatif.
"Pola pikir atau mindset juga berpengaruh, masih banyak warga di Riau yang menganggap konsumsi makanan dari Sagu itu merendahkan. Padahal Sagu laik untuk dijadikan pangan alternatif," katanya kepada Gatra.com, Senin (8/7).
Tingginya angka ketergantungan pasokan pangan dari luar, membuat kelancaran jalur distribusi dari daerah asal menuju Riau menjadi sangat penting. Bahkan persoalan seperti bencana longsor di jalur distribusi, atau deraan banjir di lokasi asal pangan, dapat berimbas meroketnya harga beras di Riau.
" Kemampuan pasokan pangan dari Riau yang hanya 30 persen menjadi persoalan serius. Munculnya pangan alternatif menjadi mendesak. Tinggal lagi komitmen pemerintah apakah akan menjadikan sagu sebagai pangan alternatif atau seperti apa," kata pensiunan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau ini.
Gubenur Riau Syamsuar sebenarnya menyadari hal itu. Bekas Bupati Kabupaten Siak ini, selain melirik sagu sebagai pangan alternatif, juga menyerukan penanaman Padi Gogo. Syamsuar menyebut padi jenis gogo dapat menjadi solusi kendala areal pertanian di Riau.
"Padi jenis ini bisa ditanam sebagai tanaman sela di area kebun Sawit. Ini sudah pernah dicoba di daerah Dayun Siak. Dengan adanya kebijakan Riau dapat mengurangi ketergantungan beras dari luar," katanya.
Perihal Padi Gogo, Padi ini merupakan tanaman yang dapat dibudidayakan di lahan kering. Tanaman ini cocok dikembangkan di areal yang bercurah hujan rendah, dan dapat dipanen setelah melewati masa empat bulan.