Kupang, Gatra.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, Ahad, (7/7) mengunjungi Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Kunjungan ini untuk memantau perkembangan tambak garam yang dikerjakan oleh PT. Timor Live Stock Lestari.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Viktor meminta perusahaan tersebut untuk terus meningkatkan produktivitas garam di atas lahan yang masuk dalam kawasan Teluk Kupang itu. Karena menurut rencana 20 Agustus 2019 mendatang, Presiden Jokowi akan melakukan panen garam di lokasi tambak ini.
Baca juga: Tambak Sudah Beroperasi, NTT Segera Jadi Lumbung Garam Indonesia
"Kita harus sungguh meyakinkan bapak Presiden, NTT bisa menyumbang sebagian dari kebutuhan garam nasional yang kita impor pada tahun 2018 sebesar 3,7 juta metrik ton. Kita bisa sumbang sekitar 1 juta metrik ton. Kita punya lahan produksi garam berkualitas di Kabupaten Kupang, Malaka, TTU, Rote Ndao, Sabu dan Nagekeo," jelasnya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Kupang, Kapolres Kupang, Karo Humas dan Protokol NTT, Pimpinan Perusahaan PT Timor Live Stock Lestari, Kepala Desa Nunkurus dan puluhan warga Nunkurus.
Gubernur mengingatkan warga Nunkurus untuk tidak terpengaruh dengan berbagai pendapat yang coba mengadu domba. Ini karena Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang telah berjuang keras agar lahan yang kurang lebih 26 tahun ditelantarkan itu bisa diberdayakan.
"Kita telah berusaha keras dan meyakinkan kementerian terkait agar lahan ini difungsikan. Semata-mata untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Saya minta masyarakat untuk kerja baik-baik olah lahan ini untuk masa depan yang lebih baik. Silahkan pilih dan pertimbangkan secara baik, mau kerja sawah atau mau usaha garam. Pikirkan baik-baik, mana yang paling menguntungkan," kata Gubernur Viktor.
Gubernur juga mengajak warga untuk mulai memikirkan menanam tanaman holtikura seperti sayur-sayuran. Terutama untuk memenuhi kebutuhan para pekerja tambak garam.
"Pemerintah daerah siap bantu sediakan sumur bor. Juga kita bisa minta perusahaan garam untuk menggunakan dana CSR buat sumur bor bagi warga," ujar Viktor.
Baca juga: Kupang Akan Produksi Garam Industri
Sementara itu, Stanley Jayapranata, Direktur Utama PT Timor Live Stock Lestari mengatakan, dari 600 hektar lahan yang dikelola perusahaan, ada 25 hektar yang sudah jadi dan sudah dilakukan panen selama ini. Lahan inilah yang nantinya dilakukan panenan oleh Presiden. Minimal produksi pada saat itu nanti mencapai 300 ton.
"Saya kira kita sudah sangat siap. Nanti pas presiden datang akan panen di 25 hektar yang sudah jadi. Tapi secara keseluruhan konstruksi sudah jadi. Untuk yang 600 hektar ini akan berproduksi secara 100% tahun depan, namun akhir tahun ini sebagian besarnya sudah mulai berproduksi," jelas Stanley.
Dijelaskannya, total produksi dari 25 hektar yang sudah dikelola selama ini sudah mencapai 100 ton. Untuk pemasarannya, dilakukan kerjasama dengan PT Garam Nasional.
Sementara itu, Kepala Desa Nunkurus, Karel Foes mengapresisi kehadiran perusahaan garam di Desa Nunkurus. Karena selama ini, masyarakat kurang terlalu paham dengan pengelolaan garam yang baik. Masyarakat hanya usaha garam secara tradisional untuk kebutuhan rumah tangga dan bukan untuk dijual.
"Ini sangat menolong dan membantu kami. Karena sebagian besar pekerjanya dari masyarakat dan menambah penghasilan masyarakat. Selama ini kami sangat awam dengan pengelolaan garam seperti ini. Ketika dengar tambak garam dan ada program tentang tambak garam, kami rasakan ini berkat Tuhan lewat pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat," kata Karel.