Jakarta, Gatra.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengakhiri peringatan dini tsunami pada gempa Tektonik sebesar 7,1 Skala Richter yang mengguncang wilayah Laut Maluku Utara dan dirasakan hingga Sulawesi Utara.
"Sudah diakhiri, sudah aman," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Dr. Daryono saat dikonfirmasi Gatra.com melalui pesan singkat, Senin pagi (8/6).
Daryono menguungkapkan berdasarkan hasil monitoring perubahan muka air laut pada 6 stasiun tide gauge di Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo, dan Sanana selama kurang lebih 2 jam, sesuai dengan standard operational procedure (SOP), tidak menunjukkan adanya anomaly muka laut, maka peringatan dini tsunami diakhiri pada pukul 00.09 WIB, 8 Juli 2019.
Daryono menyebut sebelumnya berdasarkan hasil pemodelan BMKG, menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman “waspada” untuk wilayah Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian Selatan.
Pihaknya mengimbau, sehubungan dengan peringatan dini tsunami telah dinyatakan berakhir maka bagi daerah yang mendapatkan peringatan dini tersebut, dapat kembali ke rumah masing-masing.
"Harap tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tandas Daryono.
Sebelumnya gempa dirasakan warga di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI dan di Ternate III-IV MMI.
"Di Bitung dan Manado dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, di Ternate dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," kata Daryono.
Sebelumnya, informasi dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara Joy Oroh melaporkan warga berhamburan keluar rumah saat gempa dan dilaporkan pula terjadi kepanikan warga masyarakat dengan terbitnya peringatan tsunami dari BMKG untuk menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih tinggi.