Purwokerto, Gatra.com – Pertunjukan berbeda tersaji di Umah Kopi, Sumampir, Purwokerto, Jumat malam (5/7) lalu. Tak seperti pertunjukan musik yang biasanya bising, acara bertajuk bertajuk "Rame-Rame Minim Suara" yang digagas oleh Swarasunyi bekerja sama dengan Umah Kopi Purwokerto dan Acarakita Indonesia itu justru terasa tenang.
Musababnya, kali ini sama sekali tak mengganggu lantaran tak ada dentuman suara sound system ribuan watt. Di situ, penonton tidak akan mendengarkan suara keras yang dihasilkan oleh penampil bila tidak menggunakan headphone yang disediakan oleh tim Swarasunyi.
"Jadi disinilah uniknya acara yang kami beri tajuk Rame-Rame Minim Suara ini," kata pegiat Swarasunyi Purwokerto, Lij Imam Nurrokhman, dalam keterangannya, Minggu (7/7) malam.
Dia mengemukakan, Rame-Rame Minim Suara bisa dibilang sebuah acara yang bisa digunakan sebagai salah satu kampanye antipolusi suara. Ia menawarkan konsep acara yang intim namun tanpa suara bising yang mengganggu lingkungan sekitarnya.
"Untuk di Kota Purwokerto sendiri memang baru pertama kali diadakan, tapi di Kabupaten Banyumas sudah tiga kali ini diadakan setelah sebelumnya di Sanggar Hirataka Banyumas dan Jego's Studio Kebasen," kata pendiri sekaligus pemilik musikpurwokerto.com ini.
Dalam kesempatan itu, sejumlah penampil hadir membuai pengunjung Umah Kopi Purwokerto. Salah satunya, Genta Garby Love&Share yang merupakan musisi lawas pada era 90-an. Kemudian, Bird, solois asal negeri Jiran Malaysia, dan juga Hyndia yang saat ini sedang promo album kedua bertajuk Winter Song.
Dalam kampanye antipolusi suara itu juga tampil komika dari Stand Up Purwokerto, yakni Adit dan Koko serta penampilan pesulap Purwokerto, Kim Van Disel dengan pertunjukan fakirnya. MC, langsung oleh Gestra Julio, tim Swarasunyi, Jakarta.
Gitaris Hyndia, Aga Maulana, mengatakan, tampil di pergelaran Rame-Rame Minim Suara dengan konsep silent itu merupakan yang pertama dilakukan. "Saya pribadi senang bisa mencoba eksperimen ini yang memang menjadi solusi dalam sebuah pertunjukan musik. Hal yang baru bagi Hyndia dan pasti kami apresiasi," kata Aga.
Dua penampil nonmusik, yakni Adit dengan stand up comedy, dan Kim Van Disel dengan magician-nya mengaku tertantang saat pertama kali mendapat tawaran tampil tapi dengan menggunakan headphone untuk mendengarnya. Menurut mereka, konsep itu juga pertama kali dilakukan selama bergelut di komunitas masing-masing.
Ke depan, Lij Imam berharap akan ada konsep silent lagi di Purwokerto dengan konten berbeda, seperti yang dilakukan juga di Jakarta dan kota besar lain.
"Sudah pasti saya terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk konsep silent yang bisa digunakan sebagai salah satu solusi kampanye antipolusi suara," ucapnya.