Tempe, Gatra.com - Starbucks meminta maaf kepada Departemen Kepolisian Tempe, Arizona, setelah pelayannya mengusir 6 orang polisi dari gerai ritelnya di wilayah setempat. Tindakan itu dilakukan oleh pelayan Starbucks lantaran ada pelanggan lainnya yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran enam polisi itu.
"Atas nama Starbucks, saya dengan tulus meminta maaf kepada Anda semua atas pengalaman yang dimiliki enam petugas Anda di toko kami pada 4 Juli. Mereka seharusnya disambut dan diperlakukan dengan bermartabat dan hormat oleh karyawan kami," kata Wakil Presiden Eksekutif ritel AS, Rossann Williams, dikutip dari Fox News, Minggu (7/7).
Lebih lanjut, Williams dalam surat yang ditujukan kepada Departemen Kepolisian Tempe itu, menjelaskan bahwa ia sangat menghormati departemen tersebut. Tidak hanya itu, dia juga merasa menyesal atas sikap karyawannya, yang telah memberikan pelayanan buruk kepada para petugas yang telah memberikan keamanan kepada tokonya.
"Di Starbucks, kami sangat menghargai departemen Anda dan petugas yang melayani masyarakat Tempe. Karyawan kami mengandalkan layanan Anda dan menyambut kehadiran Anda, yang menjadikan toko dan komunitas kami tempat yang aman dan ramah," kata dia.
Pada Jumat lalu (4/7), enam petugas kepolisian Tempe datang untuk membeli minuman di Starbucks. Namun, sesampaianya di sana dan kopi telah mereka terima, seorang barista meminta mereka pergi karena seorang pelanggan mengatakan mereka tidak merasa aman dengan kehadiran petugas. Kejadian itu disampaikan oleh para petugas di akun facebook Asosiasi Petugas Tempe.
Unggahan itu disertai dengan logo parodi Starbucks, dengan menampilkan gambar kopi yang dibuang dari cangkir. Atas kejadian itu, serikat pekerja menyebut permintaan mintaan maaf itu sebagai langkah ofensif. Tidak hanya itu, kejadian serupa pun sudah menjadi permasalahan yang sangat umum sejak awal 2019.
"Kami tahu ini bukan kebijakan nasional di Starbucks Corporate dan kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka yang bersangkutan dalam dialog penting ini," kata serikat pekerja.
Hingga saat ini, masih belum pasti apakah karyawan yang telah melakukan tindakan itu akan diberikan hukuman disipliner atau tidak.