Malaka, Gatra.com - Setelah membuka kompetisi sepak bola El Tari Memorial Cup, masih dalam lawatannya di Malaka Sabtu (6/7), Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) menyempatkan berkunjung ke Badan Usaha Milik Desa (BumDes) M'Rian. BumDes penghasil kelor di Desa Kufeu, Kecamatan Io Kufeu ini sedang berproses, untuk kesiapan ekspor 40 ton kelor atau marungga ke Jepang pada November nanti.
Di Desa Io Kufeu ini, Gubernur Viktor selain berdialog dengan warga, juga menjelaskan standar pembangunan yang diinginkannya. "Kehadiran saya di NTT, bukan untuk bersaing dengan Provinsi lain, tapi untuk bersaing dengan negara lain. Standar kita itu minimal sama dengan Australia dan New Zeland," kata Viktor memotivasi warga untuk serius meningkatkan jumlah dan mutu marungga atau kelor.
Lebih lanjut Viktor menegaskan, tidak mengapa kalau sekarang masyarakat di NTT kesulitan mengejar ketertinggalan. Karena Provinsi NTT adalah termiskin ketiga di Indonesia. Karena itu butuh perbubahan menjadi asalkan jelas arah perubahan yang ditapaki.
Dia menyebutkan marungga ini memiliki sejumlah manfaat. Karena itu harus terus dibudidayakan selain untuk dikonsumsi, juga untuk diexport.
“Kita bersyukur, karena memiliki iklim dan tanah yang cocok untuk marungga. Karena begitu banyak manfaat tumbuhan ini, WHO menyebutnya sebagai pohon ajaib," sebut Viktor.
Terhadap kekurangan mesin pengering, Gubernur Viktor berjanji memberikan bantuan 10 unit mesin baru, untuk meningkatkan volume produksi hingga 40 ton tepung perbulan, memenuhi kebutuhan pasar Jepang.
Papua New Gini juga menyampaikan keinginan mereka, untuk mengambil 100 ton tepung marungga organik. Memenuhi permintaan itu akan dimaksimalkan 85 hektar lahan marungga yang sudah dibudidayakan lima desa di Kecamatan Io Kufeu. Saat ini, KUB Maspete bersama BumDes M'rian baru bisa menghasilkan 10 ton marungga kering per bulannya.
Sementara itu pimpinan BumDes, Nina menjelaskan proses pengolahan Marunga di Desa Io KUfeu saat ini mulai dari produk tepung, sabun dan pelembab.
"Saat ini, kami harus memperbaharui sertifikat organik lahan anggota. Kami juga membutuhkan biaya administrasi untuk mengubah status KUB menjadi PT dan tambahan modal untuk membeli daun basah petani," sebut Nina yang memberi harga Rp5000, untuk setiap kilogram daun basah.
Nina juga menyampaikan ucapan terimakasihnya untuk perhatian Gubernur NTT. Bersama Dinas PMD NTT, Dinas Perindag NTT, OJK, Perusahaan Daerah Flobamor, Bank NTT, Pertamina dan mitra lain, BumDes mereka semakin optimis berusaha.
Dialog yang dipimpin Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa NTT, Piter Manuk terungkap niat OJK untuk membangun BumDes Center di Desa Kufeu ini. Selain itu Pertamina dan Bank NTT juga akan membangun Petraso untuk memenuhi keperluan Bahan Bakar Minyak. "BumDes ini telah menjadi inspirasi. Akan dijadikan sebagai model untuk penataan BumDes lainnya," ucap Piter Manuk.
Sementara itu Bupati Malaka Stef Baria Seran mengatakan akan berupaya mengembangkan budidaya kelor di wilayahnya. "Saya lihat, pemeliharaan dan cara panen marungga lebih gampang dari pekerjaan bersawah. Mulai hari ini, saya akan beri perhatian kepada komoditi yang satu ini. Soal keluhan air saya upakan membantu dengan membangun lima embung,” katanya.
Hadir bersama warga lima desa dalam Kecamatan Io Kufeu itu, Kepala Dinas PMD NTT, Kepala Dinas Pertanian NTT, Kepala Dinas Perindag NTT, Kepala Bapelitbanda NTT, perwakilan OJK, PD. Flobamor, Bank NTT, Camat dan Para Kepala Desa.