Jakarta, Gatra.com – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengemban pendidikan Strata Dua (S-2) dan S-3 di University of lllinois Urbana Champaign, Amerika Serikat pada penghujung 1980-an. Ketika menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan AS di kediaman Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia, Joseph R. Donovan Jr., Menkeu lantas berbagi kisah kali pertama dia menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam tersebut.
Perempuan yang akrab disapa Ani itu menjelaskan bahwa dia pernah menetap selama 12 tahun di Amerika Serikat. Meski demikian, rentang waktu tersebut dia jalani di waktu yang berbeda, dengan kegiatan berbeda. Yaitu selama sedang kuliah, saat bekerja di Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), juga ketika menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank).
“Saat mau kuliah, itu pertama kali saya ke luar negeri, ke Amerika Serikat pula. Saya seperti orang udik,” kenang Ani ketika berbincang di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (4/7).
Baca Juga: Rayakan Hari Kemerdekaan, Dubes Amerika Puji WNI Alumni AS
Sebelum ke Urbana Champaign, dia harus transit di Chicago. Tapi sebelum ke Chicago, dia transit terlebih dulu di Seattle. Nah, saat di Chicago, Ani sempat panik karena menyangka dia ketinggalan pesawat setengah jam.
“Di Chicago banyak orang Black American yang bahasa Inggris mereka sangat cepat. Saya coba tanya tentang penerbangan saya, tapi saya enggak mengerti mereka bicara apa karena bicaranya cepat. Tapi mereka sangat membantu. Melihat wajah panik saya, mereka lalu mengantarkan saya ke meja informasi. Ternyata saya tidak ketinggalan pesawat. Hanya saja jam saya masih waktu Seattle, dan artinya saya masih punya waktu tunggu dua jam,” gelak Ani ketika menceritakan kembali pengalamannya itu.
“Pelajaran penting dari cerita ini adalah, kalau Anda bertemu mahasiwa kebingungan di bandara, segera dibantu. Mungkin suatu hari dia menjadi menteri hebat,” imbuh Dubes Donovan kemudian disambut riuh tawa.
Baca Juga: DPD RI Ajak Semua Negara Bekerjasama Hadapi Ancaman Global
Hal lain yang berkesan buat dia adalah tentang betapa longgarnya keamanan bandara di masa itu. Kala itu, penumpang, termasuk Ani yang masih mahasiswa, bisa diantar sampai ke pintu pesawat.
“Saat itu Amerika belum mengenal terorisme. Kini, Amerika menghadapi banyak tantangan dan ketegangan. Indonesia juga mengalami banyak tantangan dalam keberagaman. Kita melakukan banyak cara untuk mempertahankan kesatuan. Capaian Indonesia ini mungkin bisa jadi pembelajaran bagi Amerika untuk menghadapi tantangan dan ketegangan antara suku, ras, dan agama,” tukas Ani.