Home Kesehatan SAR Gabungan Temukan Korban Pantai Kemiren Cilacap

SAR Gabungan Temukan Korban Pantai Kemiren Cilacap

Cilacap, Gatra.com – Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan menemukan korban tenggelam di Pantai Kemiren, Cilacap, atas nama Alfian (16), setelah dua hari pencarian sejak Kamis (4/7) lalu.

Sebelumnya, korban yang merupakan warga Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 41 Kebonmanis, Cilacap, ini dilaporkan tenggelam ketika berenang bersama dengan seorang rekannya, Akmal (14 ) di Pantai Kemiren, Kamis, sekitar pukul 16.00 WIB.

Anggota Basarnas Pos SAR Cilacap, Saeful Anwar, mengatakan, korban ditemukan sekitar pukul 13.00 WIB. Jenazah korban ditemukan mengapung oleh tim SAR Tegalkamuyan masih di kawasan Pantai Kemire. "Saat itu, tim SAR tengah menyisir menggunakan perahu kitir,” katanya, Sabtu (6/7)sore.

Tim SAR lantas mengevakuasi jenazah ke Dermaga Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) dan kemudian dibawa ke RSUD Cilacap untuk dilakukan identifikasi dan pemeriksaan. Selanjutnya, jenazah diserahkan kepada keluarganya.

Saeful mengemukakan, sebelumnya korban Alfian dilaporkan tenggelam ketika berenang bersama satu rekannya, Akmal di Pantai Kemiren pada Kamis. Beruntung, Akmal berhasil menyelamatkan diri. Sayangnya, Alfian hilang tenggelam terseret arus.

Basarnas Pos SAR yang mendapat laporan kecelakaan laut itu segera memberangkatkan satu regu SAR yang dilengkapi dengan peralatan SAR air. Namun, hingga malam, korban tak ditemukan.

Tim SAR gabungan terkendala gelombang tinggi yang tengah terjadi di pantai selatan Cilacap. Arus laut juga kuat sehingga berbahaya jika dilakukan penyisiran laut. Tim SAR saat itu hanya bisa melakukan pencarian lewat darat.

Pencarian kemudian dilanjutkan pada Jumat. Akan tetapi, keberadaan korban tak juga ditemukan. Sama seperti pencarian hari pertama, tim SAR terkendala gelombang tinggi dan arus bawah laut yang kuat.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah hingga Yogyakarta antara 6-9 Juli 2019. Gelombang setinggi 4-6 meter berpeluang terjadi baik di perairan selatan maupun lepas samudera selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta.

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Deaz Rivai menjelaskan, terdapat pusat tekanan tinggi atau high pressure 1.011 hPa di Laut Cina Selatan. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara -Barat Daya dengan kecepatan 4-20 knot.

Sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur-Selatan dengankecepatan 4-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Bengkulu-Enggano, Perairan barat Lampung, Laut Jawa dan Perairan selatan Jawa.

“Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut,” kata Deaz, dalam keterangan tertulisnya.

Dia menjelaskan, dengan ketinggian gelombang antara 4-6 meter dengan kecepatan angin 27 knot berbahaya bagi kapal besar, seperti kapal kargo maupun tongkang sekalipun. Karenanya, ia meminta agar nelayan tak melaut sementara waktu ini.  “Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” ucapnya.

815