Jakarta, Gatra.com - Hasil penelitian Balai Penelitian Tanah pada Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) bersama OCP, Maroko, membuahkan hasil menggembirakan, yakni aplikasi fosfat alam meningkatkan produksi jagung hingga mencapai 20 ton per hektare (ha).
Kepala Balai Penelitian Tanah, Husnain, dalam keterangan tertulis, Jumat (5/7), menyampaikan, hasil tersebut diperoleh dengan menerapkan aplikasi fosfat alam 1 ton per ha dikombinasikan dolomit, pupuk kendang, dan pola tanam zig zag.
Menurutnya, hasil penelitian ini menjadi salah satu inovasi teknologi yang sangat bermanfaat, terutama dalam meningkatkan produktifitas jagung sebagai salah satu komoditas unggulan strategis nasional.
Lebih lanjut Husnain menyampaikan, dalam pemanfaatannya, fosfat alam dapat langsung diaplikasi tanpa melalui proses pabrikan sehingga akan lebih ramah lingkungan dan dengan sifat lepas lambat dari fosfat alam, efek residu dapat bertahan 4-5 musim tanam dengan hasil produksi yang tetap optimal.
Pemanfaatan efek residu ini, lanjut Husnain, menjadikan petani dapat menghemat biaya untuk pemupukan fosfor (P). Hasil-hasil yang diperoleh terkait inovasi teknologi pemanfaatan fosfat alam secara langsung ini telah didesiminasikan kepada petani-petani di Lampung, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Hasil penelitian yang telah terbukti manfaatnya ini, diharapkan dapat mengubah paradigma penggunaan fosfat baik dari tingkat petani, pemerintah hingga pengambil kebijakan, yaitu dengan mulai memanfaatkan langsung dari sumbernya yaitu fosfat alam.
Menurutnya, untuk penyebarluasan inovasi teknologi pemanfaaat fosfat alam selain dengan kegiatan dieminasi yang telah banyak dilakukan oleh Litbang, Kementan memerlukan suatu program yang mampu mendukung, seperti adanya bantuan ataupun subsidi terhadap petani dalam memperoleh fosfat alam. Melalui program ini, petani diharapkan akan lebih terdorong untuk menggunakan fosfat alam dalam kegiatan budidaya pertaniannya.
Sementara itu, sebagai bagian dari kerja sama penelitian, pada bulan Juli 2019, pihak OCP mengundang tim peneliti yang terlibat dalam penelitian aplikasi fosfat alam serta pejabat struktural Kementan untuk menghadiri workshop "The Use of Rock Phosphate to Increase Soil Fertility and Crop Productivity" di University Mohammed VI Polytechnic (UM6P), Ben Guerir, Maroko.
Menurutnya, pada kesempatan tersebut, delegasi Indonesia diwakili oleh Prof . edi Nursyamsi (Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur), Ir. Irmijati Rachmi Nurbahar, MSc (Direktur Tanaman Tahunan), Sukim Supandi (Kabag Perencana), Ir. Hendri Sosiawan, CESA (Kepala Balitra), Dr. Adha Fatmah Siregar, M.Sc (Peneliti Balittanah), dan Dr Wahida Annisa (Peneliti Balitra).
Pada kesempatan workshop tersebut, disampaikan hasil-hasil penelitian jangka panjang aplikasi fosfat alam yang telah dilaksanakan di Indonesia, baik pada komoditas jagung maupun kelapa sawit. Pemaparan hasil penelitian aplikasi fosfat alam mendapat respons positif dari para peserta, terutama terkait capaian produsi jagung 20 ton per ha dengan aplikasi langsung fosfat alam dan sistem zig zag.
Workshop ini dihadiri peserta dari beberapa negara di Afrika. Delegasi Indonesia juga berkesempatan mengunjungi salah satu tambang fosfat alam OCP di Khouribga, Maroko.
Husnain menjelaskan, hasil penelitia tersebut merupakan jawaban atas permasalahan bahwa sekitar 68% dari luas area pertanian di Indonesia merupakan tanah masam yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Besarnya luasan tanah masam ini merupakan potensi yang harus dimanfaatkan guna pencapaian target Indonesia dalam swasembada pangan serta menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.
Tanah masam memiliki potensi untuk digunakan dalam budidaya pertanian, namun tanah masam memiliki faktor pembatas yaitu tingginya tingkat kemasaman tanah yang mengakibatkan rendahnya ketersedian fosfor (P) dalam tanah.
Menurut Husnain, P merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, guna mengatasi kekurangan unsur P tersebut, selain melalui pemberian pupuk P anorganik, aplikasi fosfat alam menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan.
Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanah kemudian bekerja sama dengan OCP, Maroko, untuk melakukan penelitian terkait pemanfaatan fosfat alam sejak 1989. Hasil penelitan mutakhirnya, adalah aplikasi fosfat alam pada tanaman jagung dan kelapa sawit yang berlangsung sejak 2013 hingga saat ini.
Dalam kegiatan kerja sama penelitian ini, digunakan fosfat alam Maroko yang memiliki kualitas yang baik dengan kadar P2O5 28–31% dengan reaktivitas tinggi yang ditunjukkan dengan tingkat kelarutan dalam asam sitrat 2% sebesar 10%. Fosfat alam juga mengandung Ca dan Mg tinggi serta dapat meningkatkan pH. Dari segi ketersediaan jangka panjang, Maroko memiliki sekitar 70% deposit fosfat alam dunia.
Berdasarkan hasil penelitian aplikasi fosfat alam yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanah, diketahui bahwa dengan aplikasi fosfat alam 1 ton per ha dikombinasikan dengan dolomit, pupuk kendang dan pola tanam zig zag dapat meningkatkan produksi jagung mencapai 20 ton per ha.
Hasil penelitian ini menjadi salah satu inovasi teknologi yang sangat bermanfaat, terutama dalam meningkatkan produktifitas jagung sebagai salah satu komoditas unggulan strategis nasional.