Jakarta, Gatra.com - Berbeda dengan perusahaan pewaralaba dan kemitraan (business opportunity/BO) lainnya, Ayam Geprek Juara menerapkaan sistem urunan (crowdfounding) dalam menjalankan usahanya.
Manager Digital Marketing Ayam Geprek Juara, Arief Munandar, menjelaskan bahwa pihaknya memiliki sekelompok investor inti dan investor-investor lokal yang mendanai usahanya. Kemudian, masing-masing gerai dikelola oleh pengelola lokal.
“Jadi kami ini bisnis bagi hasil 50-50 [pembagian keuntungan] dengan akad syirkah. Untuk investasi dari Rp2 juta-Rp20 juta per orang,” katanya di International Franchise, License, & Business Concept Expo & Conferense (IFRA) 2019, Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Jumat (5/7).
Arif menambahkan, sebenarnya satu gerai membutuhkan pendanaan sebesar Rp400 juta. Saat ini, pihaknya telah memiliki 67 gerai (outlet) di 16 kota di Indonesia selama 2 tahun serta membina sebanyak 26 pengusaha kecil.
“Kita ini bukan franchise [waralaba]. Kita ini crowdfunding. Sebanyak 30% milik PT Ayam Geprek Juara, 40% milik PT Mitra Juara Investama, dan sisanya atau 30% milik pemodal," ungkapnya.
Arif menjelaskan bahwa masing-masing investor akan mendapatkan sertifikat saham. "Konsep kami kolaborasi berjamaah," katanya.