Kupang, Gatra.com - Fahiluka Surya Production bekerja sama dengan Kementerian Pemudadan Olahraga (Kemenpora) dan Chris John Foundation, menyelenggarakan Kejuaraan Tinju Dunia versi IBO di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad (7/7).
Pagelaran Kejuaraan tinju dunia ini sebagai ajang untuk mencetak juara dunia dari batas Negara (The Border Beatle). Uniknya dalam kejuaraan ini promotor akan menampilkan partai Eksibisi antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat melawan mantan juara dunia Chris John. Gelar tinju profesional ini melibatkan empat negara, Indonesia, Timor Leste, Australia dan Filipina.
Rinciannya, tiga Partai utama yakni untuk Gelar Super Light Weight IBO Oceani dan WBC Asia Title akan berhadapan John Ruba (Seso - Indonesia ) dengan Joepher Montano (Filipina), Gelar Super Feather IBO International dan WBC Asia Title, Defry Paulu (Waingapu - Indonesia) Vs Ivor Lastrilla (Filipina, Gelar juara dunia Light Weight IBO, Timo Monabesa (Kefamenanu-Indonesia) Vs Omari Kimwer (Australia).
Berikutnya tiga partai tambahan adalah untuk kelas Super Feather Weight, Eman Nahak (NTT –Indonesia) Vs Perindho Dorego (Timor Leste), Super Light Fly Weight, Silem Serang (NTT –Indonesia) Vs Felipe Atade (Timor Leste) dan Kelas Middle Weight, Maxi Nahak (Atambua – Indonesia Vs Jovelio Jose Bruno (Timor Leste).
Elisabeth Liu dari Fahiluka Surya Production sebagai promoter kepada awak media dalam Jumpa Pers di Invinity Cafe Kupang, Jumat (5/7) mengatakan gelaran The Border Beatle, mencetak Juara Dunia dari Batas Negara ini bertujuan untuk mencari juara dunia dari Indonesia.
Kenekatan wanita kelahiran Atambua, Kabupaten Belu ini karena prihatin dengan Indonesia yang sudah lama Indonesia tidak mempunyai juara dunia murni.
“Setelah era Chris John kemudian Daud Jordan, sekarang Negara kita yang berpenduduk 250 juta jiwa ini tidak mempunyai satu pun petinju profesional yng memegang gelar juara dunia dari berbagai Badan Tinju Dunia. Tentu saja ini sangat mengecewakan,” jelas Elisabeth Liu.
Padahal jelas Elisabeth, dulu Indonesia pernah tujuh juara dunia tinju mulai dari Elias Pical sampai Daud Jordan. “Prihatin sekali. Saat ini negara kita sangat tertinggal apabila dibandingkan dengan Thailand dan Filipina. Inilah yang membuat saya tertarik untuk menyelenggarakan kejuaraan dunia ini. Hanya satu tujuan saja, secara perlahan bisa mencetak juara dunia,” katanya.
Menjawab pertanyaan Gatra.Com mengapa memilih Kupang, NTT sebagai lokasi pertandingan tinju dunia ini, Elisabeth mengatakan karena NTT adalah gudangnya para petinju. Saat ini ada sejumlah petinju profesional Indonesia yang mempunyai peringkat teratas berasal dari NTT.
“Banyak sekali petinju berbakat kelahiran NTT. Hanya saja selama ini sepertinya kurang diperhatikan. Karena itu mereka kami pilih untuk mewakili Indonesia dalam even The Border Beatle, mencetak juara dunia dari batas Negara dalam even ini,” ujar Elisabeth Liu.
Dia menyebutkan gelar tinju dunia di Kupang ini setelah bertemu dengan tim dari Chirs John Fundation. “Gelar tinju dunia ini tidak terlepas dari bantuan dari Chirs John Fundation. Saya dibantu petunjuk –petunjuk secara teknis bagaimana menyelenggarakan tinju dunia ,” ujar Elisabeth.
Sementara itu menjawab pertanyaan wartawan soal eksibsi dengan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat soal berapa ronde, mantan jura dunia Chris John mengatakan terserah maunya Gubernur. “Saya tergantung beliau. Jika mau empat ronde saya layani, maunya enam ronde juga saya tetap layani,” kata Chris John.
Terkait apakah Chris John akan bertinju serius melawan gubernur, dan jika cedera tentunya penonton akan marah dan mengambil aksi yang tidak diinginkan, Chris John mengatakan akan menyesuaikan dengan kondisi.
“Saya akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Saya juga harus berpikir jauh. Saya paham yang namanya eksibisi. Saya tentunya main cantik, melayani Pak Gubernur agar bisa pulang kembali ke Jawa dengan selamat kan,” kata Chris John dengan nada guyon disambut tepuk tangan awak media.