Jakarta, Gatra.com - Para pencari suaka yang beberapa waktu ini terlihat mulai memadati Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat merasa pihaknya tidak diberlakukan dengan benar, karena mereka mengaku belum mendapatkan arahan yang jelas untuk dapat meneruskan pencarian suaka mereka. Sebelum di Kebon Sirih, mereka sempat menetap di pinggiran jalan Kalideres selama satu tahun lebih.
"UNHCR (Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi) mengatakan jika kita ingin bantuan mereka, kita harus kembali ke Kalideres. Tetapi ketika disana kita pun tidak mendapatkan arahan yang spesifik," ungkap seorang pria asal Afghanistan berumur sekitar 30 tahun, Ali, yang menolak untuk memberitahukan nama panjangnya ketika ditemui Gatra.com di depan gedung Garuda Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (5/7).
Ali mengatakan kalau memang di Kalideres UNHCR memberi pertolongan yang memadai, mereka tidak akan pindah ke Kebon Sirih. Menurut Ali, alasan yang dikatakan oleh UNHCR ketika mereka di Kalideres adalah UNHCR mengaku tidak mempunyai uang yang cukup untuk membantu para pencari suaka ini.
"Itulah kenapa orang-orang ini capek berada di Kalideres, kita lebih baik pindah ke Kebon Sirih ini sampai semua orang dan semua media melihat bahwa kita benar-benar memiliki masalah," tambahnya.
Ali menganggap tindakan yang dilakukan UNHCR terlalu lama, mereka sudah muak merasa dianggurkan di Kalideres. Ia pun sekali lagi menegaskan kelompoknya akan tetap berada di Kebon Sirih sampai UNHCR akhirnya mengalihkan perhatiannya ke mereka.