Muaro Jambi, Gatra.com - Kasus kematian ribuan ikan tawar di Embung, Desa Penyengat Olak, Kecamatan Jaluko, Muaro Jambi, sudah diketahui Dinas Perikanan Muaro Jambi. Namun, perihal penyebab ikan-ikan itu mati mendadak belum berhasil diungkap.
"Kita sudah tahu, tim kita ikut mendampingi DKP provinsi turun ke lokasi. Kalau untuk penyebabnya belum tahu," kata Kepala Dinas Perikanan Muaro Jambi, Paruhuman Lubis, Jumat (5/7).
Paruhuman menyebut bahwa ikan yang mati itu bukan peliharaan di dalam kolam. Ikan yang mati itu merupakan ikan tawar yang hidup liar di embung tersebut.
"Jadi bukan peliharaan, tapi ikan liar," ujarnya.
Paruhuman menyebut bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi sudah turun ke lokasi mengecek kejadian ini. Mereka telah mengambil sampel ikan yang mati, air, tumbuhan dan tanah yang ada di tempat kejadian perkara.
"Sampel itu diambil untuk dilakukan uji lab, kita tunggu saja hasilnya," katanya.
Sementara keterangan yang diperoleh Paruhuman dari stafnya, warga di sana baru melakukan tradisi 'bekarang' di tempat kejadian. Tradisi ini menurutnya memang berpotensi membuat ikan mati dalam jumlah besar.
"Kalau habis bekarang, memang ikan banyak yang mati," ujarnya.
Paruhuman turut mengungkap kemungkinan lain yang menjadi pemicu penyebab ikan mati di embung tersebut. Menurutnya, kondisi kontur tanah di daerah dibangunnya embung tersebut merupakan lahan gambut.
"Bisa saja ikan tersebut mati akibat keracunan ataupun terkena zat semacam belerang akibat dari kontur lahan bergambut itu. Itu bisa saja, tapi kita tunggu saja hasil lab untuk kepastiannya," ujarnya.
Apakah ada kemungkinan ikan ini diracun? Pria yang akrab disapa Ucok itu tidak yakin. Sebab, kalau diracun ikan itu pasti diambil pelaku. "Jumlah ikan yang mati itu banyak sekali, kalau diracun pasti diambil. Nggak mungkin dibiarkan mengapung sebanyak itu," katanya.