Banten, Gatra.com- PT PLN (Persero) resmikan operasi perdana terminal batubara PLTU Jawa 7, Jumat (5/7). Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN - Haryanto W.S mengatakan bahwa peresmian terminal batubara ini akan menjadi titik krusial dalam percepatan pembangunan PLTU Jawa 7 kapasitas 2x1000 MW.
“Dengan adanya terminal batubara ini, maka dapat segera dilakukan berbagai rangkaian performance tes seperti Realibility Run Test, Boiler Test hingga mendapat Sertifikat Laik Operasi (SLO), sehingga mempercepat proses menuju COD,” ungkapnya usai peresmian di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang, Banten yang juga dihadiri Direktur Utama PJB - Iwan Agung dan Direktur Utama PJBi (Pembangkitan Jawa Bali Investasi), Gunawan.
Baca juga: Belajar dari Paiton, PLTU Ramah Lingkungan
Seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, PLTU Jawa 7 akan menjadi PLTU Batubara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC), dengan bahan bakar batu bara Low Rank yang memiliki nilai kalor 4000 hingga 4600 kCal/kg, dengan mengkonsumsi sekitar 7 (tujuh) juta ton per tahun bila sudah beroperasi 2 unit.
Teknologi USC dapat meningkatkan efisiensi pembangkit 15% lebih tinggi dibandingkan non USC sehingga menurunkan biaya bahan bakar per kWh. Selain itu, PLTU Jawa 7 dalam operasinya menggunakan SWFGD (Sea Water Fuel Gas Desulfurization) sehingga sangat ramah lingkungan karena penyaluran batubara dari tongkang menggunakan coal handling plant sepanjang 4km sehingga tidak ada batubara yang tercecer hingga coal yard.
Baca juga: Alasan Lingkungan, PLN Akan Kurangi Penggunaan Batu Bara
Adapun PLTU Jawa 7 rencananya akan mulai beroperasi secara komersial untuk mendukung pasokan sistem Jawa - Bali pada Oktober 2019 untuk unit 1 dan April 2020 untuk unit 2. “PLTU Jawa 7 merupakan bagian dari perwujudan nyata program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW, kita harapkan pengoperasian PLTU Jawa 7 akan menjadi kado bagi masyarakat Indonesia,” kata Haryanto.
Sebelumnya PLTU Jawa 7 telah di groundbreaking pada 5 Agustus 2017 oleh Presiden RI Joko Widodo. Hingga saat ini, progress pembangunan pembangkit unit 1 mencapai 99,08% per Mei 2019. Nantinya daya pembangkit akan disalurkan untuk memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui jaringan Suralaya-Balaraja 500 kV.