Seoul, Gatra.com - Perusahaan raksasa teknologi Korea Selatan (Korsel), Samsung Electronics Co Ltd memproyeksikan akan mencatatkan penurunan tajam laba di kuartal II 2019. Pasalnya, dampak perang dagang Amerika Serikat (AS)-Cina diperkirakan mendatangkan malapetaka bagi pasar chip dan ponsel pintar secara global.
Samsung tengah berada dalam posisi penurunan laba secara tahunan untuk kuartal ketiga berturut-turut. Pasalnya, harga chip jatuh akibat kelebihan pasokan setelah sanksi AS terhadap pembuat peralatan telekomunikasi asal Cina, Huawei Technologies yang merupakan klien utama Samsung selama ini.
Samsung dan SK Hynix dari Korsel merupakan perusahaan pembuat chip memori yang terdampak kenaikan tarif perang dagang. Kenaikan tarif ini memukul permintaan elektronik global. Bahkan Korsel memangkas target pertumbuhan ekonomi tahunan pada Rabu (4/7) kemarin ke level terendah dalam tujuh tahun karena ekspor Korsel merosot.
Baca Juga: Pencinta Samsung Wajib Tahu Tiga Fakta Perusahaan Ini!
Perusahaan teknologi Korsel juga kembali terpukul lagi karena pembatasan ekspor material chip memori dan smartphone. Konflik terbaru antara kedua negara tetangga tersebut, setelah selama ini keduanya kerap berselisih terkait para buruh di masa perang yang bekerja paksa di pabrik-pabrik Jepang.
"Sejauh ini, belum cukup fakta yang bisa mengatakan momentum positif untuk kenaikan pendapatan telah tiba. Perang dagang AS-Cina yang semakin intensif dan pembatasan ekspor Jepang serta tanda-tanda konflik perdagangan yang meluas secara global, kemungkinan akan menunda pemulihan," ujar analis di Daishin Securities, Lee Kyoung-min dikutip dari Reuters.
Laba operasional Samsung Electronics April-Juni kemungkinan turun 56% menjadi 6,5 triliun won (US$5,6 miliar). Manajemen Samsung memperkirakan kemungkinan pendapatannya perusahaan turun 4,2% dari tahun sebelumnya menjadi 56 triliun won.