Bandung, Gatra.com- Dampak musim kemarau tidak sekedar berimbas pada sektor pertanian seiring menyusutnya volume air di sejumlah irigasi. Selain itu, suplai air bersih pun mesti dipastikan dapat mencukupi keperluan masyarkat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten kota di Jabar untuk memberikan pelayanan ekstra. Terkait hal ini, pihaknya telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dijadikan acuan.
"Di antaranya menjual air yang harganya terjangkau dengan jemput bola. Jadi mendatangi daerah-daerah atau titik-titik warga yang membutuhkan air bersih," ujar Ridwan Kamil, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/7).
Baca juga: Sebanyak 47 persen Saluran Irigasi di Jabar Rusak
Menurut dia, penting bagi masyarkat agar tidak menghamburkan air pada musim kemarau ini. Khususnya air bersih yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. "Untuk yang sifatnya air bersih kita mengimbau agar masyarkat menghemat air se-essential mungkin," imbau dia.
Emil -sapaan Ridwan Kamil- pun telah meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk melakukan pengaturan debit di sejumlah sumber air agar tidak sederas seperti musim penghujan. Pihaknya meninjau, memang ada penuruan volume, sehingga kontrol pengairan di irigasi pun menyusut.
"Jadi aliran tetap ada tetapi dengan jumlah volume yang dihemat dan dikurangi," ucapnya.
Cari Solusi 47 persen irigasi Rusak
Diketahui, sebanyak 47 persen irigasi yang dikelola Pemprov Jabar mengalami kerusakan dari tingkat rusak ringan hingga parah. Dari jumlah 103 daerah irigasi (DI) dengan 100 ribu hektare, terdapat 20%i rigasi rusak ringan, 12% rusak sedang dan 15% rusak berat.
Terkait itu, Emil mengatakan bahwa kekeringan pada sejumlah lahan pertanian di musim kemarau ini akibat dari suplai air yang terbatas. Karena itu, akan dicarikan solusi paling tepat untuk mengantisipasi irigasi rusak yang dapat memperbesar dampak kemarau untuk kelangsungan beberapa sektor ini. "Kita Carikan solusi memperbaiki irigasi yang rusak," ujar Emil.
Baca juga: Sawah di Jabar Kering, Irigasi Rusak Salah Satu Penyebabnya
Namun Emil menyampaikan saluran irigasi di Jabar tidak melulu dikelola oleh provinsi. Di mana ada tiga pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan. "Biasanya di anggaran desa sudah ada, kedua di dana kota kabupaten khususnya. Ketiga dari provinsi," ucapnya.
Adapun daerah yang mengalami kekeringan dengan tingkat parah, salah satu solusinya yaitu melakukan rekayasa cuaca. Namun efektifitasnya pun harus dikaji, mengingat harus mengeluarkan anggaran yang cukup besar. "Tapi bukan tidak mungkin itu jadi solusi untuk daerah daerah yang konsisi ekstrim," pungkasnya.