Banjarnegara, Gatra.com – Sebanyak sembilan anak gembel atau anak berambut gimbal bakal mengikuti upacara ruwat rambut gembel atau pemotongan rambut yang merupakan puncak acara Dieng Culture Festival (DCF) 2019.
Jumlah bocah gembel yang mengikuti ruwatan itu masih mungkin berubah seiring dekatnya waktu DCF 2019. DCF bakal berlangsung pada 2-4 Agustus. “Update hari ini sudah sembilan, Mas,” kata Khoerul Anam, Koordinator Lapangan DCF 2019, Kamis (4/7) malam.
Lazimnya, menjelang ruwat atau pemotongan rambut, bocah gembel selalu memiliki permintaan khusus. Namun, hingga saat ini panitia belum menanyakan kepada anak-anak tersebut.
Khoerul beralasan, bisa saja permintaan itu bakal berubah mendekati ruwatan. Sebab itu, permintaan, baru akan ditanyakan saat ritual budaya tersebut sudah dekat. “Permintaanya belum kita tanyakan karena bisa berubah. Biasanya kita datangi ke rumah ke sembilan anak itu, kalau memang hanya sembilan,” katanya.
Dia juga mengatakan, ruwat rambut gembel dalam DCF diprioritaskan untuk kalangan yang betul-betul tidak mampu. Pasalnya, seringkali permintaan mereka bernilai tinggi. Atau jika tidak, permintaannya aneh atau unik sehingga sulit dipenuhi orang tuanya. “Maksudnya tidak mampu memenuhi permintaan si anak,” ujarnya.
Dalam catatan Gatra.com, tahun lalu, sebanyak 12 bocah gembel mengikuti upacara ruwat dalam DCF 2018. Ada yang meminta barang bernilai tinggi, misalnya Iphone. Tetapi, ada juga permintaan yang unik dan aneh, entok dan kambing jantan.
Laela Handayani (6) misalnya, meminta tablet yang ada gambar apelnya. Setelah ditelusuri, yang dimaksud Laela adalah iPhone. Sebaliknya, ada pula yang permintaanya sangat mudah dipenuhi, Nadhira Thafana Pramarsetyo (4). Anak Dwi Prasetyo ini juga memiliki permintaan sederhana, yakni ikan goreng.
Hal sederhana dan mudah dipenuhi lainnya adalah permintaan bocah gimbal asal Desa Kenteng, Madukara, Banjarnegara. Anak Kukuh Widardo ini hanya meminta es krim dan cokelat mangga jeruk.
Permintaan yang mudah dipenuhi lainnya adalah yang diajukan Nurlela Herawati (12) yaitu kue bolu blackforest. Anak perempuan Herman dan Aan Daryati adalah anak keturunan Dieng yang orang tuanya tinggal di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Di luar itu, ada juga permintaan khas anak perempuan. Aulia Malihatunisa (7) meminta ponsel, sepeda, baju muslim, dan boneka Hello Kitty.
Di antara permintaan bernilai tinggi atau mudah itu, ada pula permintaan yang sebenarnya biasa-biasa saja, namun agak aneh. Misalnya, hal yang diutarakan Elsa Fitriani (9). Bocah gimbal anak pasangan Nuryanto dan Tutur asal Desa Sidengok, Pejawaran, Banjarnegara ini meminta kambing jantan besar dan Roti Mari dua bungkus besar.