Jakarta, Gatra.com – Selama ini, banyak orang menyebut bahwa waktu paling baik untuk berjemur di bawah sinar matahari, sebelum jam 9 pagi. Namun ternyata, sinar matahari di atas jam 9 pagi justru lebih baik, khususnya bagi kesehatan kulit.
“Paparan sinar matahari yang dianjurkan itu memang bukan di bawah jam 9, karena ultraviolet B (UV B) nya belum ada. Padahal, UVB mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D yang aktif,” kata Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi), Siti Setiati di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (4/7).
Dikatakan, UV B itu adanya di jam 9 pagi ke atas sampai jam 3 sore.
“Kebutuhannya juga berbeda, kalau misalnya, saat jam 9 pagi kita butuh 15 menit. Tapi, kalau sudah masuk ke jam 11 pagi, itu cukup 5 menit saja. Paparan sinar matahari ini dilakukan 3 kali seminggu,” katanya.
Siti mengungkapkan, UV A dan UV C itu tidak sehat. Sebab, UV A akan menimbulkan kerusakan kulit dan berdampak pada kanker kulit. Sementara UV C juga berbahaya karena sama-sama menyebabkan penyakit kanker.
Untungnya, UV C tidak diteruskan secara langsung dari matahari ke bumi, namun lebih dulu terlindungi lapisan ozon.
“Kalau takut muka atau tangan menghitam, bisa menggunakan punggung maupun kaki. Tapi berjemurnya di siang lebih cepat, karena UV B yang didapatkan pun lebih banyak. Dengan berjemur, kita dapat berhemat suplemen vitamin D untuk kebutuhan kulit,” imbuh Siti.