Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Fanshurullah Asa menegaskan persediaan gas untuk membangun Kalimantan sebagai ibukota atau pusat pemerintahan "green energy" terpantau aman.
Diketahui, pemerintah telah memutuskan tiga daerah di Kalimantan sebagai kandidat terkuat menggantikan Ibukota Jakarta, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Fanshurullah menyebut, saat ini potensi gas yang sudah disusun oleh pihaknya mencapai 1.532 million standard cubic feet per day (mmscfd). Angka tersebut juga disusun berdasarkan kebutuhan dan proyeksi perpindahan 1,5 juta penduduk.
Nantinya, konsumsi gas oleh penduduk itu diprediksi mencapai 34,7 mmscfd. Selain itu ada pembangkit listrik yang menelan 528,6 mmscfd, kemudian potensi pemindahan 34 kantor kementerian sebesar 17,6 mmscfd.
Fanshurullah menambahkan, ada potensi lain yang berasal dari gas sebesar 101 mmscfd, neraca gas pada 2018-2027 yang berjumlah 622,51 mmscfd dan 40 kargo gas.
Selain itu, pihaknya bersama Kementerian Perindustrian juga memetakan potensi investasi dari permintaan industri di sepanjang Kalimantan yang menggunakan energi gas.
Fanshurullah menjelaskan, jika ditotal, kebutuhan tersebut bisa tertutup dari alokasi yang sudah dipersiapkan pemerintah. "Sementara potensi alokasi gas mencapai sekitar 2.600 mmscfd. Jadi ini mencukupi semua," kata Fanshurullah di konferensi pers setelah Focus Group Discussion (FGD) pemindahan ibu kota di kawasan Serpong, Tangerang, Kamis (4/7).
Lebih lanjut, Fanshurullah memaparkan, rancangan alokasi dan distribusi gas ke Kalimantan sudah dihitung dengan matang. Kini, pemindahan hanya menunggu keputusan politik dari DPR dan DPD saja. Bagi dia, pembangunan Kalimantan menjadi kota "green energy" harusnya tak sebatas di salah satu kota yang didapuk menjadi pusat pemerintahan saja, namun meluas untuk seluruh Kalimantan. Hal ini dikarenakan pemerintah tengah berupaya mewujudkan pengurangan emisi karbon.
"Climate change menjadi isu dunia, Kalimantan dan semua turut mengurangi emisi karbon," tutupnya.