Banjarnegara, Gatra.com – Senyum Lina (16) merekah begitu melihat Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, membuka pintu kamarnya di Panti Pamardi Raharjo, Banjarnegara. Barangkali ia masih mengingat orang yang menjemputnya di rumah setelah dikurung sekitar setahun.
Terlebih, Bupati memberinya jajan kegemarannya, susu kemasan. Ia terlihat gembira saat Bupati mengajaknya jalan-jalan di sekitar kompleks panti. Lina yang masih dalam perawatan gangguan psikotik itu didampingi sang ayah, Ratman, kakek dan saudara-saudaranya. “Terima kasih Pak Bupati,” ucap Lina. Kemudian, ia menyebut nama-nama yang diingatnya.
Selasa (2/7) kemarin adalah pertemuan kedua Bupati dengan Lina. Sebelumnya, akhir dasarian pertama Juni 2019 lalu, Lina dijemput oleh Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono. Gadis berusia 16 tahun itu sebelumnya dikurung selama sekitar setahun lantaran menderita psikotik. Lantas, Lina diboyong ke Rumah Sakit Jiwa atau RSJ dr Soerojo, Magelang.
Psikotik adalah gangguan kejiawaan di mana seseorang menderita halusinasi. Pengidap psikotik cenderung tak menyadari perilakunya. Terkadang, Lina pergi tanpa pamit. Tindakannya, tak terkontrol. Salah satu pengasuh panti, Suhartanto mengatakan setelah 20 hari dirawat di RSJ dr Soerojo, Lina dipulangkan ke Banjarnegara dan dirawat di Panti Pmardi Raharjo, Kondisinya berbeda jauh dari Lina yang dijemput Bupati sebulan lalu. Lina baru tiba dari Magelang pada Senin malam, 1 Juli 2019 lalu.
“Insyaallah sudah ada kemajuan, dalam minggu ini yang bersangkutan juga akan mejalani pemeriksaan di RS Emanuel, Klampok,” kata Suhartanto, dalam keterangan tertulisnya kepada Gatra.com, Kamis (4/7).
Suhartono mengatakan, biaya pengobatan Lina selama dirawat di RSJ dr. Soerojo dan ditanggung melalui Jamkesda Banjarnegara dan BPJS sehingga keluarga tak sepeser pun mengeluarkan biaya. Harapan pengasuh, Lina segera sembuh dan bisa beraktivitas normal.
Sementara, Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, mengatakan bahwa pelayanan kesejahteraan sosial merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah siap menyediakan sarana dan anggaran. Sementara masyarakat berpartisipasi setidaknya dengan kepeduliannya.
“Pemerintah di sini artinya luas. Bisa kabupaten, provinsi, ataupun pusat. Dan perlu saya tekankan di sini, seluruh dinas dan unit kerja harus nyekrup, harus sinergi, tidak boleh ego sektoral,” kata Budhi.
Dalam kesempatan itu, Bupati dan rombongan berkeliling melihat tiap ruang atau kamar, dapur, kamar mandi, dan berbagai fasilitas, seperti kendaraan. Ia juga berinteraksi dengan penghuni panti dengan akrabnya.
Bupati berpesan kepada masyarakat agar peduli terhadap lingkungan sekitar. Terlebih pada penyandang masalah sosial. Ia juga berterima kasih kepada pengelola panti yang terus meningkatkan fasilitas agar penghuni lebih nyaman. “Ini yang saya maksud kerja sama. Kepedulian dan perhatian yang dimaksud hendaknya jangan pandang bulu. Siapa pun orangnya dan dari mana pun dia berasal,” katanya.